Fenomena Alam Sungai di Langit Bisa Picu Bencana Besar
Hide Ads

Fenomena Alam Sungai di Langit Bisa Picu Bencana Besar

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 25 Jan 2022 19:45 WIB
Penelitian sungai di langit
Penelitian terhadap fenomena sungai di langit. Foto: Tsukuba University
Tokyo -

Perubahan iklim yang ditandai dengan pemanasan global menimbulkan berbagai dampak negatif bagi Planet Bumi. Dalam penelitian terbaru, para ilmuwan mencemaskan terbentuknya fenomena 'sungai di langit' akan semakin sering terjadi.

Seperti dikutip detikINET dari Euro News, Selasa (25/1/2022) sungai di langit ini adalah julukan untuk konsentrasi besar uap air yang memanjang di atmosfer. Ketika mereka menabrak obyek seperti pegunungan, maka dapat terjadi hujan atau salju yang ekstrem dan menyebabkan banjir bandang.

Fenomena cuaca ini berkontribusi sekitar 20% dari aliran air di Bumi. Namun ketika kuantitas air yang sangat besar dilepaskan dalam jangka waktu singkat, maka banjir besar bisa muncul dan mengakibatkan bencana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para periset dari University of Tskuba, Jepang, membuat beberapa permodelan untuk meneliti fenomena ini dalam beberapa kondisi cuaca. Hal itu dilakukan setelah terjadinya hujan ekstrem di kawasan Asia Timur pada beberapa tahun belakangan ini.

"Seperti namanya, sungai di langit adalah bidang sempat dan panjang dari uap air terkonsentrasi yang mengalir melalui atmosfer. Ketika salah satunya bertemu dengan halangan seperti pegunungan, maka bisa memproduksi level ekstrim hujan atau salju," tulis mereka.

ADVERTISEMENT

Mereka menemukan bahwa jika temperatur naik 7,2 derajat Celcius dalam skenario terburuk, maka sungai di langit itu akan menguat dan mengakibatkan hujan besar di seluruh Asia Timur. Simulasi menunjukkan area yang terdampak termasuk Jepang, Semenanjung Korea, Taiwan dan utara China.

Walau fokus penelitian adalah di Asia Timur, namun tim peneliti menyatakan model riset sungai di langit itu juga bisa diaplikasikan ke area lain yang ada kawasan pegunungannya.

"Telah menjadi semakin jelas bahwa pemanasan global tidak hanya berarti temperatur yang lebih panas. Hal ini menciptakan kebutuhan penting untuk memprediksi dan persiapan terhadap perubahan tersebut," tulis tim periset itu.




(fyk/fay)