Dibuat untuk atasi kesenjangan vaksin
"Vaksin subunit protein memiliki keunggulan dibandingkan vaksin mRNA dalam hal mereka dapat dengan mudah diproduksi menggunakan teknologi DNA rekombinan mapan yang relatif murah dan cukup mudah untuk ditingkatkan," kata Ferran.
Teknologi rekombinan protein serupa yang telah ada selama 40 tahun telah digunakan untuk vaksin Novavax COVID-19, yang tersedia untuk digunakan di 170 negara, dan vaksin hepatitis B rekombinan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Nocebo: Efek Samping COVID-19 Akibat Pikiran |
"Vaksin ini dapat diproduksi dalam skala yang jauh lebih besar karena fasilitas manufaktur yang sesuai telah tersedia. Juga, kunci untuk akses global adalah bahwa CORBEVAX dapat disimpan di lemari es biasa," tambah Ferran.
Oleh karena itu, menurutnya, sangat mungkin untuk memproduksi jutaan dosis vaksin ini dengan cepat dan mendistribusikannya dengan relatif mudah.
"Sebagai perbandingan, memproduksi vaksin mRNA lebih mahal dan rumit karena didasarkan pada teknologi yang lebih baru, bergantung pada pekerja yang sangat terampil dan seringkali memerlukan suhu yang sangat rendah untuk penyimpanan dan pengangkutan," jelasnya.
Perbedaan utama lainnya lanjut Ferran, vaksin CORBEVAX dikembangkan dengan mempertimbangkan akses vaksin global. Tujuannya adalah untuk membuat vaksin yang murah, mudah diproduksi dan diangkut menggunakan metode yang teruji dan aman.
Pentingnya pemerataan vaksin
Menurut Ferren, ada banyak alasan mengapa akses global ke vaksin tidak adil. Misalnya, pemerintah negara-negara kaya membeli vaksin lebih dulu, sehingga membatasi pasokan.
Sementara negara-negara berkembang memiliki kapasitas produksi vaksin, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di Afrika, Asia dan Amerika Latin masih harus membayar biaya pemesanan.
Pemerintah India telah memesan 300 juta dosis CORBEVAX, dan BioE berencana memproduksi lebih dari 1 miliar dosis suntikan untuk orang-orang di negara berkembang.
Untuk konteksnya, AS dan negara-negara G7 lainnya telah berjanji untuk menyumbangkan lebih dari 1,3 miliar dosis vaksin COVID-19, namun hanya 591 juta dosis yang telah dikirimkan.
Angka-angka ini berarti bahwa jika BioE mampu menghasilkan 1,3 miliar dosis CORBEVAX seperti yang direncanakan, vaksin ini akan menjangkau lebih banyak orang daripada yang divaksinasi oleh vaksin yang disumbangkan dan dikirim oleh negara-negara kaya.
Ferren mengatakan, kemunculan varian Omicron seharusnya dijadikan pelajaran. Salah satu faktor munculnya varian ini adalah ketimpangan vaksin. Varian baru dapat menyebar ke seluruh dunia dengan cepat dan lebih mungkin berkembang pada orang yang tidak divaksinasi dan terus muncul selama tingkat vaksinasi global tetap rendah.
"Tidak mungkin booster akan mengakhiri pandemi ini. Sebaliknya, mengembangkan vaksin yang dapat diakses secara global seperti CORBEVAX merupakan langkah pertama yang penting dalam memvaksinasi dunia dan mengakhiri pandemi ini," tutupnya.