Nocebo: Efek Samping COVID-19 Akibat Pikiran
Hide Ads

Nocebo: Efek Samping COVID-19 Akibat Pikiran

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 21 Jan 2022 17:10 WIB
Ilustrasi sakit kepala
Apa Itu Nocebo, Efek Samping Vaksin COVID-19 Akibat Pikiran. Foto: Getty Images/iStockphoto/Tirachard
Jakarta -

Pikiran manusia punya kekuatan yang mengagumkan. Tapi di satu sisi, hal ini bisa berdampak buruk, salah satunya jika terjadi nocebo, efek samping vaksin COVID-19 akibat pikiran.

Menurut sebuah studi terbaru yang melibatkan lebih dari 45.000 pasien, sebagian besar reaksi merugikan yang dialami orang setelah vaksinasi COVID-19 dapat disebabkan oleh efek nocebo.

Apa itu nocebo? Efek nocebo adalah kondisi seseorang mengalami efek samping atau gejala negatif dari suatu pengobatan, disebabkan karena persepsi, sugesti, atau kepercayaan yang terus dipikirkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam meta-analisis dari 12 uji klinis acak terkontrol plasebo, tim peneliti di Beth Israel Deaconess Medical Center (BIDMC) di Boston menemukan bahwa 64% efek samping vaksin mungkin disebabkan oleh pikiran atau sugesti tiap individu.

"Efek samping setelah pengobatan plasebo umum terjadi dalam uji coba terkontrol secara acak," kata peneliti plasebo Julia W Haas dari BIDMC, dikutip dari Science Alert, Jumat (21/1/2022).

ADVERTISEMENT

"Mengumpulkan bukti sistematis mengenai tanggapan nocebo ini dalam uji coba vaksin, sangat penting untuk vaksinasi COVID-19 di seluruh dunia, terutama karena kekhawatiran tentang efek samping dilaporkan menjadi alasan keraguan vaksin," sambungnya.

Sebanyak 12 uji klinis yang dipelajari oleh tim termasuk total 45.380 pasien. Dari jumlah tersebut, 22.802 diberikan vaksin asli. Sisanya, 22.578 pasien diberi plasebo, yaitu zat tidak berbahaya tanpa efek terapeutik seperti saline. Tak satu pun dari pasien tahu apakah mereka diberi vaksin atau plasebo.

Setelah injeksi pertama, 46,3% pasien vaksin melaporkan efek samping sistemik, mempengaruhi seluruh tubuh, paling sering sakit kepala dan kelelahan. Proporsi pasien yang lebih tinggi, 66,7% melaporkan efek samping lokal seperti nyeri atau bengkak di tempat suntikan.

Pasien plasebo juga mengalami efek samping, dengan 35,2% melaporkan efek sistemik, dan 16,2% melaporkan efek lokal. Menurut analisis tim, membandingkan rasio antara kedua kelompok, efek nocebo menyumbang hingga 76% dari efek samping sistemik dan 24% dari efek samping lokal setelah dosis vaksin pertama.

Namun, jumlah ini turun untuk dosis kedua. Lebih sedikit pasien plasebo yang melaporkan efek samping yaitu 31,8% untuk efek sistemik dan 11,8% untuk lokal. Untuk penerima vaksin, efek samping ini meningkat, dengan 61,4% pasien melaporkan efek sistemik dan 72,8% melaporkan efek lokal.

Secara keseluruhan, hal itu menunjukkan bahwa hingga 52% reaksi negatif setelah dosis kedua disebabkan oleh efek nocebo. Secara total, ini berarti bahwa 64% dari semua reaksi merugikan dapat disebabkan oleh efek nocebo. Para peneliti berpendapat, kita mungkin bisa mengatasi hal ini.

"Gejala nonspesifik seperti sakit kepala dan kelelahan, yang kami tunjukkan sangat sensitif terhadap nocebo, masuk dalam daftar reaksi negatif paling umum setelah vaksinasi COVID-19 di banyak selebaran informasi," kata peneliti plasebo Ted J. Kaptchuk dari BIDMC dan Harvard Medical School.

"Bukti menunjukkan bahwa informasi semacam ini dapat menyebabkan orang salah mengartikan sensasi umum yang timbul dari vaksin atau menyebabkan kecemasan dan kekhawatiran yang membuat orang sangat waspada terhadap perasaan tubuh tentang efek buruk," sambungnya.

Dalam penelitian sebelumnya, tim menunjukkan bahwa berkomunikasi secara terbuka dengan pasien dapat meningkatkan perbaikan atas kondisi ini, terutama tentang pengobatan plasebo yang terkadang diresepkan sebagai pengobatan.

Ini karena efek plasebo benar-benar bekerja, bahkan jika pasien tahu bahwa mereka menggunakan plasebo. Karenanya, efek nocebo merupakan kebalikan dari efek plasebo. Dalam kasus vaksinasi COVID-19, memberi tahu pasien tentang efek nocebo juga dapat membantu mengurangi jumlah respons yang merugikan.

"Pengobatan didasarkan pada kepercayaan. Temuan kami mengarahkan agar disarankan memberi tahu publik tentang potensi respons nocebo, untuk membantu mengurangi kekhawatiran tentang efek vaksinasi COVID-19, yang dapat mengurangi keraguan untuk melakukan vaksinasi," tutup Kaptchuk.




(rns/fay)