Ada Lapisan Ungu Misterius di Mars, Pertanda Apa?
Hide Ads

Ada Lapisan Ungu Misterius di Mars, Pertanda Apa?

Rachmatunnisa - detikInet
Minggu, 16 Jan 2022 22:05 WIB
Perseverance
Ada Lapisan Ungu Misterius di Mars, Tanda Apa? Foto: NASA

"Lukisan" Ungu di Mana-mana

Lapisan ungu Mars ditemukan di kawah Jezero, pada area bopeng selebar 45 kilometer yang diledakkan oleh tumbukan meteorit miliaran tahun yang lalu yang pernah menjadi tempat danau kuno.

Perseverance mendarat di kawah tersebut pada Februari 2021 dan sejak itu, ia berkeliaran di atasnya. Di hampir setiap pemberhentian di sepanjang rute rover, kilatan warna ungu muncul di gambar yang ditangkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ollila dan rekan-rekannya melihat lebih dekat pada lapisan ini menggunakan SuperCam rover, yang dapat menembakkan laser ke batu untuk menguapkan sedikit material dan menyaring komposisi unsurnya.

Setiap tembakan laser juga mengukir lubang kecil di permukaan dan mengeluarkan suara seperti jentikan. Sebuah mikrofon di rover menangkap kebisingan, memungkinkan para ilmuwan untuk mendengar ketika laser memotong lapisan dan masuk ke dalam batu di bawahnya. Suara-suara ini juga mengungkapkan petunjuk tentang beberapa sifat batuan, seperti tingkat kekerasannya.

ADVERTISEMENT

Hasil awal dari analisis ini menunjukkan bahwa warna ungu ini tampaknya merupakan lapisan yang lebih lembut dan berbeda secara kimiawi dari batuan di bawahnya.

"Gambar Mastcam-Z mengisyaratkan lapisan tersebut mungkin mengandung jenis oksida besi, dan analisis SuperCam menunjukkan bahwa mereka diperkaya dengan hidrogen dan kadang-kadang magnesium," kata Ollila.

Kehadiran hidrogen menunjukkan bahwa air berperan dalam pembentukan bercak ungu tersebut. Oksida besi juga merujuk keberadaan air. Studi lebih lanjut dapat membuka segudang informasi tentang masa lalu Planet Merah di zaman ketika masih basah, termasuk berapa lama air tersisa di kawah Jezero dan, mungkin, sifat kimia danau itu sendiri.

"Kehadiran lapisan ungu bisa menjadi bagian penting dari cerita itu," kata Bradley Garczynski dari Purdue University yang juga mempresentasikan analisis lapisan ungu di Mars pada konferensi AGU.

Namun, lokasi tambalan warna ungu menghadirkan sedikit misteri. Rute Perseverance saat ini tidak memotong sedimen danau, melainkan bebatuan yang terbentuk dari magma yang mendingin. Bagaimana bebatuan tiba di lokasi mereka saat ini di dasar kawah, dan kapan dan bagaimana air bersentuhan, masih belum pasti.

Sejauh ini, tim hanya menganalisis beberapa sampel, dan mereka masih menghadapi banyak tantangan. Pembacaan kimia SuperCam yang berbeda dan perubahan suara laser tampaknya tidak selalu sejalan.

Memisahkan tanda kimia lapisan, batuan yang mendasarinya, dan debu yang selalu ada di permukaan Mars sangatlah rumit. Dan angin kencang Mars menjadi kendala tersendiri ketika para ilmuwan dapat mendengar bunyi laser.

PerseveranceFoto: NASA

Tabir Surya Mikroba

Di Bumi, lapisan semacam itu sering dikaitkan dengan adanya kehidupan, yang berarti lapisan batuan Mars tersebut bisa menjadi informasi besar yang menguntungkan bagi ahli astrobiologi.

Sudut dan celah batu dapat menciptakan tempat perlindungan kecil bagi mikroba di lingkungan yang keras, atau kelembaban di lanskap yang kering.

Beberapa mikroba ini membantu membuat pelapis dengan memetabolisme logam yang digosok dari permukaan batu atau dilarutkan dalam air. Di Mars, pelapis bahkan mungkin membantu melestarikan bukti mikroba purba lama setelah kematian mereka dengan mencegah radiasi Matahari intens Mars merusak struktur organik halus.

Lapisan yang baru ditemukan di Jezero tidak memiliki mangan yang diperlukan untuk dianggap sebagai pernis, tetapi itu tidak berarti mereka tidak dapat dikaitkan dengan kehidupan mikroba purba.

Tim berharap bisa lebih menguraikan lapisan kimia dari warna tersebut dan mencari bahan organik yang terkait dengan kerak Mars, yang bisa mengisyaratkan keberadaan mikroba.

Perseverance sendiri telah mengebor sampel batuan Mars saat melintasi kawah, menyegelnya dalam tabung yang akan disimpan di permukaan Mars untuk misi masa depan untuk kembali ke Bumi.

Mengingat lapisan ungu tersebut rapuh, Ollila berharap beberapa di antaranya dapat menahan proses pengambilan sampel sehingga para ilmuwan dapat menelitinya lebih dekat di masa depan.

(rns/rns)