Bagian dari roket Rusia yang gagal dan terdampar di orbit akan jatuh ke Bumi dalam waktu dekat. Namun tidak diketahui jelas kapan dan di mana benda tersebut akan jatuh.
Para astronom yang telah melacak jalur objek di luar angkasa mengatakan bagian roket kemungkinan akan segera menghantam atmosfer Bumi, dalam rentang waktu kira-kira satu jam yang membentang dari 15:27 ET hingga 16:21 ET.
Selama waktu itu, ia akan melewati Samudra Hindia, Samudra Selatan, dan petak-petak Samudra Pasifik. Menjelang perkiraan waktu akhir masuk kembali ke Bumi, bagian roket itu akan diatur untuk terbang di atas Meksiko dan Texas. Namun para ahli mengatakan kemungkinan bagian roket itu menghantam daratan sangat kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin akan turun sebelum melintasi Meksiko dan beberapa mil ke Texas," kata Jonathan McDowell, astronom di Harvard & Smithsonian Center for Astrophysics, dikutip dari NBC News.
Seperti sebagian besar puing ruang angkasa lainnya yang jatuh kembali ke Bumi, bagian komponen yang selamat di perjalanan melalui atmosfer planet kemungkinan akan berakhir jatuh di atas air.
"Sebagian besar dunia adalah lautan, jadi (tempat jatuhnya roket) itu hanya bermain peluang," kata McDowell.
Meskipun bagian roket dapat segera jatuh ke Bumi, mungkin perlu beberapa jam sebelum Angkatan Luar Angkasa AS dan badan-badan terkait lain mengkonfirmasi waktu dan lokasi kembalinya roket.
Serpihan puing-puing tersebut adalah bagian atas roket Angara A5 buatan Rusia, salah satu armada kendaraan peluncuran angkat berat terbaru di negara itu. Angara diluncurkan pada penerbangan uji 27 Desember dari Kosmodrom Plesetsk Rusia. Roket tanpa awak itu membawa satelit tiruan.
Tak lama setelah peluncuran, sebuah mesin tidak berfungsi di bagian atas roket Persei, membuat booster terdampar di orbit rendah Bumi. Bagian roket itu, yang akan jatuh ke Bumi, berukuran panjang sekitar 7 meter dan bersama dengan satelit tiruannya di atas kapal, memiliki bobot material sekitar 4 ton.
Sebagian besar bagian atas roket kemungkinan akan hancur saat melewati atmosfer, tetapi beberapa fragmen mungkin berhasil melewatinya secara utuh.
"Anda mungkin mendapatkan beberapa ratus kilogram yang bertahan ke permukaan. Sebagian besar akan meleleh, tetapi beberapa bagian mesin yang lebih padat mungkin akan bertahan," ujarnya.
Insiden terbaru ini lagi-lagi memperlihatkan dampak nyata sampah luar angkasa yang harus segera dibenahi. Sebelumnya, bagian 10 ton dari booster Long March 5B milik China juga jatuh ke Bumi pada Mei 2021 dan mendarat di Samudra Hindia.
Administrator badan antariksa Amerika NASA menuding China bertindak sembrono dengan membiarkan kepingan roketnya jatuh dan berisiko membahayakan manusia.
(rns/rns)