Misteri Hewan yang Bisa Tumbuhkan Kepalanya Lagi
Hide Ads

Misteri Hewan yang Bisa Tumbuhkan Kepalanya Lagi

Aisyah Kamaliah - detikInet
Kamis, 16 Des 2021 07:45 WIB
Manusia tidak bisa bertahan hidup tanpa kepalanya, beda dengan hewan ini yang bisa dengan tenang menumbuhkan kembali kepalanya. Para ilmuwan pun menganalisis fenomena menarik ini.

Hewan tersebut adalah hewan air hydra. Hydra masuk dalam kelompok invertebrata yang lebih besar yang disebut cnidaria, yang juga termasuk anemon laut, karang, dan ubur-ubur.
Misteri Hewan yang Bisa Tumbuhkan Kepalanya Lagi. Foto: via Pop Science/David Plachetzki
Jakarta -

Manusia tidak bisa bertahan hidup tanpa kepala, beda dengan hewan ini yang bisa dengan tenang menumbuhkan kembali kepalanya. Para ilmuwan pun menganalisis fenomena menarik ini.

Hewan tersebut adalah hewan air hydra. Hydra masuk dalam kelompok invertebrata yang lebih besar yang disebut cnidaria, yang juga termasuk anemon laut, karang, dan ubur-ubur.

Hydra memiliki tubuh sederhana dan memiliki bentuk seperti tabung dengan mulut juga tentakel. Ada juga 'kaki' yang biasanya menempel pada batu sekitarnya atau permukaan padat lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami ingin tahu ... apa yang terjadi pada tingkat genom yang memberi sinyal sel-sel ini untuk tumbuh atau berhenti tumbuh, dan bagaimana hal itu bila dibandingkan dengan perkembangan normal?" kata Aide Macias-Muñoz, ahli biologi evolusioner di University of California, Santa Barbara, yang melakukan penelitian saat berada di University of California, Irvine.

Para peneliti menganalisis sampel jaringan yang diambil dari hydra dan mengidentifikasi 298 gen yang diekspresikan secara berbeda selama regenerasi kepala dan kepala awal. Hasilnya dijabarkan bahwa 'regenerasi dan kepala awal meskipun mendapatkan hasil yang sama, mereka memiliki cara yang berbeda'. Mereka pun sepakat ini baru awalan dari misteri yang bisa terus diteliti lebih dalam.

ADVERTISEMENT

"Mempelajari hydra hanya memberi kita pandangan mendasar tentang apa yang dapat dilakukan sel dan apa mekanismenya pada tingkat gen," kata Macias-Muñoz. Demikian melansir Pop Science.




(ask/afr)