Untuk mengantisipasi perubahan iklim dan pemanasan global yang telah menjadi isu hangat, alternatif bahan bakar minyak mulai digeber. Maka Bill Gates meramalkan bahwa perusahaan-perusahaan minyak raksasa perlahan-lahan akan kehilangan relevansinya di masa mendatang.
Gates selama ini memang getol ingin mengantisipasi perubahan iklim. Menurutnya, seperti dikutip detikINET dari CNBC, para raksasa minyak yang mendominasi selama sekitar satu abad, bisa mengalami masalah di masa datang.
"Beberapa dari raksasa itu akan jatuh. Anda tahu, 30 tahun dari sekarang, beberapa dari perusahaan-perusahaan minyak itu nilainya akan sangat kecil," kata Gates dalam perhelatan COP26 yang baru-baru ini berlangsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang pendiri Microsoft memang getol agar dunia pindah ke energi terbarukan dan juga dia berinvestasi di perusahaan-perusahaan 'hijau'. Bahkan ia menilai sumber daya nuklir nantinya bisa diandalkan walau sebagian pihak menganggapnya berbahaya.
Memang benar bahwa setidaknya dalam lima tahun ke belakang, harga saham perusahaan minyak semacam ExxonMobil, BP dan Royal Dutch Shell turun. Terlebih ada pandemi Corona yang membuat permintaan terhadap bahan bakar minyak menurun.
ExxonMobile, perusahaan minyak dan gas terbesar Amerika Serikat, merugi USD 20 miliar tahun silam. Namun memang mereka masih perusahaan yang sangat besar dengan nilai pasar di kisaran USD 275 miliar.
Di sisi lain menurut Bill Gates, sebenarnya perusahaan minyak bisa dengan mudah melakukan transisi bisnis dari bahan bakar ke sumber energi bersih. Salah satu contohnya dengan menggalakkan hidrogen karbon rendah.
"Kita punya infrastruktur pipa di Amerika Serikat yang mungkin saja bisa diubah untuk mentransimisikan hidrogen," sebut Bill Gates.
(fyk/fay)