Bayangkan jika kita terlahir secara alami kebal terhadap SARS-CoV-2, dan tidak perlu khawatir tertular COVID-19 atau menyebarkan virus. Jika kamu memiliki kekuatan super ini, para peneliti ingin bertemu dan mendaftarkan kamu dalam riset mereka.
Dalam makalah di Nature Immunology, tim ilmuwan internasional telah meluncurkan perburuan global untuk orang-orang yang secara genetik resisten terhadap infeksi virus pandemi COVID-19.
Tim berharap bisa mengidentifikasi gen yang melindungi individu-individu ini untuk menjadi acuan dalam pengembangan obat penghambat virus yang tidak hanya melindungi orang dari COVID-19, tetapi juga mencegah mereka menularkan infeksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah ide yang bagus, sungguh hal yang bijaksana untuk dilakukan," kata Mary Carrington, ahli imunogenetik di Frederick National Laboratory for Cancer Research di Bethesda, Maryland, AS, dikutip dari Nature seperti dilihat, Minggu (31/10/2021).
Namun kesuksesan proyek penelitian ini tidak dijamin. Jika resistensi genetik terhadap virus Corona SARS-CoV-2 ada, mungkin hanya segelintir orang dengan sifat ini.
"Pertanyaannya adalah, bagaimana menemukan orang-orang itu. Ini sangat menantang," kata Sunil Ahuja, spesialis penyakit menular di University of Texas Health Science Center, San Antonio.
Namun demikian, penulis penelitian, termasuk Evangelos Andreakos, seorang ahli imunologi di Biomedical Research Foundation of the Academy of Athens, mengatakan bahwa mereka yakin dapat melacak buruan mereka.
"Bahkan jika kita hanya mengidentifikasi satu orang, itu akan sangat besar dampaknya," katanya.
Pencarian manusia 'super'
Langkah pertama adalah mempersempit pencarian ke orang-orang yang telah terpapar, tanpa perlindungan, ke orang yang sakit dalam jangka waktu lama, dan belum dites positif atau tidak memiliki respons kekebalan terhadap virus. Yang menarik adalah, orang-orang yang berbagi rumah dan tempat tidur dengan pasangan yang terinfeksi.
Tim penulis bersama dari 10 pusat penelitian di seluruh dunia, dari Brasil hingga Yunani, telah merekrut sekitar 500 kandidat potensial, yang mungkin sesuai dengan kriteria ini. Sejak publikasi makalah mereka kurang dari dua minggu lalu, sebanyak 600 orang, termasuk beberapa dari Rusia dan India, telah menghubungi mereka, mencalonkan diri sebagai calon potensial.
"Saya tidak terpikir sedetik pun bahwa orang itu sendiri, yang terpapar dan tampaknya tidak terinfeksi, akan menghubungi kami," kata Jean-Laurent Casanova, ahli genetika dan rekan penulis studi di University of Rockefeller di New York City, terkejut melihat respons orang-orang.
Tim peneliti berencana merekrut setidaknya 1.000 orang, dan saat ini mereka sudah mulai menganalisis data. Setelah mereka mengidentifikasi kandidat yang potensial, para peneliti akan membandingkan genom individu dengan orang yang telah terinfeksi, untuk mencari gen yang terkait dengan resistensi. Setiap gen pesaing akan dipelajari dalam model sel dan hewan untuk mengkonfirmasi hubungan sebab akibat dengan resistensi dan membangun mekanisme aksi.
Terlepas dari berbagai tantangan yang harus dihadapi penelitian ini, tim ilmuwan optimistis bisa menemukan orang-orang yang secara alami kebal terhadap COVID-19.
(rns/fay)