Mimpi Elon Musk Ingin NASA dan China Kolaborasi di Luar Angkasa
Hide Ads

Mimpi Elon Musk Ingin NASA dan China Kolaborasi di Luar Angkasa

Virgina Maulita Putri - detikInet
Kamis, 23 Sep 2021 12:36 WIB
Tesla and SpaceX Chief Executive Officer Elon Musk hugs his brother Kimbal Musk during an event at the Vehicle Assembly Building on Saturday, May 23, 2020, at NASAs Kennedy Space Center in Cape Canaveral, Fla. The event occurred after a rocket ship designed and built by SpaceX lifted off on Saturday with two Americans on a history-making flight to the International Space Station. House Minority Leader Kevin McCarthy of Calif., applauds at right. (AP Photo/Alex Brandon)
Mimpi Elon Musk Ingin NASA dan China Kolaborasi di Luar Angkasa (Foto: AP/Alex Brandon)
Jakarta -

Elon Musk ingin NASA dan China bekerjasama dalam mengembangkan industri luar angkasa. Tapi keinginan Musk ini langsung dihadang oleh masalah politik yang cukup besar.

Musk mengutarakan harapannya tersebut saat merespons artikel The Mars Society yang berjudul 'US and China: Cooperation or competition in space?".

"Sejumlah kerjasama akan bagus," tulis Musk dalam cuitannya di Twitter, seperti dikutip dari Futurism, Kamis (23/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Tapi keinginan Musk ini sepertinya hanya sebatas harapan karena pemerintah Amerika Serikat memiliki peraturan yang melarang NASA untuk berkolaborasi dengan China.

Pada tahun 2011, Kongres AS mengesahkan Wolf Amendment yang melarang NASA menggunakan dana federal untuk melakukan kerjasama bilateral dengan pemerintah China tanpa persetujuan FBI dan Kongres AS. Aturan ini disahkan untuk mencegah praktek spionase yang dilakukan militer China.

Akibatnya China tidak bisa mengakses International Space Station (ISS) seperti negara mitra NASA lainnya. Mereka pun memutuskan mengembangkan stasiun luar angkasanya sendiri yang diberi nama Tiangong.

Musk tidak mengatakan bentuk kerjasama apa yang ia harapkan terwujud antara NASA dan China. CEO SpaceX ini mungkin terinspirasi melihat kesuksesan China mendaratkan robot penjelajah di Mars dan upaya mereka membangun stasiun luar angkasanya sendiri.

Atau mungkin Musk melihat NASA dan Rusia akan menghentikan operasional ISS pada tahun 2024. Jika ISS berhenti beroperasi, maka AS dan NASA tidak lagi memiliki kehadiran yang permanen di luar angkasa.

Tidak hanya itu, SpaceX juga mengandalkan peluncuran kargo dan awak ke ISS sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar. Musk tentu tidak ingin perusahaannya kehilangan sumber pendapatan utama, dan mungkin berencana memanfaatkan stasiun luar angkasa China untuk tetap bolak-balik ke luar angkasa.

Tidak seperti Kongres AS yang keras terhadap China, Musk justru memiliki hubungan yang cukup baik dengan Negeri Tirai Bambu, terutama lewat perusahaan mobil listriknya Tesla. Belum lama ini Musk memuji mobil listrik buatan China meski mereka merupakan kompetitor besar Tesla.




(vmp/fay)