Ribuan burung flamingo mati di dasar danau Tuz di Turki dalam dua minggu belakangan ini. Penyebab kematian diduga karena kekeringan yang melanda danau tersebut, kemungkinan karena perubahan iklim dan metode irigasi pertanian yang tidak tepat.
Kebanyakan yang mati adalah bayi flamingo atau yang masih kecil, di mana mereka terkubur dalam lumpur yang mengering. Danau Tuz adalah habitat koloni besar flamingo. Tiap tahun, sekitar 10 ribu flamingo lahir di lokasi ini.
Menteri Pertanian Turki Bekir Pademirli membenarkan sekitar seribu flamingo mati. "Dengan kurangnya air dan banyaknya burung, kematian melanda burung yang tidak bisa terbang. Saya ingin menekankan tidak ada koneksi langsung atau tidak langsung insiden ini dengan irigasi," bantahnya seperti dikutip detikINET dari ABC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak tahun 2000, danau Tuz berada dalam status terlindungi untuk menjaga flora dan fauna di sana termasuk flamingo. Aktivis lingkungan setempat meyakini bahwa fenomena perubahan iklim adalah penyebabnya, di samping air di sana terlalu banyak digunakan untuk irigasi sehingga terjadi kekeringan.
"Suplai air ke danau banyak digunakan untuk irigasi, padahal juga diperlukan untuk sampai ke danau Tuz. (Namun) airnya tidak datang," kata Fahri Tunc, seorang aktivis lingkungan.
Ia mengatakan hanya sekitar 5.000 telur flamingo menetas tahun ini, menurun jauh dari sebelumnya. Sedangkan bayi flamingo yang bertahan hidup akhirnya mati karena kekeringan yang melanda tempat itu.
Biasanya para flamingo berwarna pink banyak berkumpul di tempat ini dan meminum air danau yang melimpah. Namun kekeringan parah tersebut membuat mereka pergi meninggalkan para bayi yang sudah mati bertebaran.
(fyk/afr)