Seberapa Jauh Manusia Bisa Menjelajahi Luar Angkasa?
Hide Ads

Seberapa Jauh Manusia Bisa Menjelajahi Luar Angkasa?

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 19 Mei 2021 06:20 WIB
Voyager Station mengklaim akan menjadi hotel luar angkasa pertama yang bakal hadir di 2027.
Ilustrasi. Foto: Voyager Station

Mendekati kecepatan cahaya

Bisakah kita membuat perjalanan luar angkasa lebih cepat, dan dapatkah kita mencapai galaksi terdekat dan sekitarnya? Jawabannya, pada prinsipnya ya. Yang manusia perlukan adalah roket relativistik. Ini memungkinkan segelintir manusia melakukan perjalanan jarak yang luar biasa, dan tidak memerlukan apa pun di luar pemahaman fisika kita saat ini.

Kita membutuhkan roket dengan akselerasi sekitar 9,81 meter per detik persegi. Itu adalah tarikan normal Bumi rata-rata, sehingga orang-orang di pesawat luar angkasa akan merasa seperti mereka hanya berdiri di permukaan planet kita. Percepatan seperti itu akan dengan cepat membawa pesawat ke kecepatan relativistik dan di sana fenomena yang sangat berguna terjadi, yakni pelebaran waktu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semakin mendekati kecepatan cahaya, perjalanan waktu di pesawat akan melambat. Manusia bisa mencapai Proxima Centauri dalam 4,3 tahun, tetapi di dalamnya akan terasa seperti 3,6 tahun. Semakin jauh kita mendekat, akan semakin kita dekat dengan kecepatan cahaya, dan semakin lambat waktu berlalu.

Perjalanan ke ujung semesta

Apakah ada batasan seberapa jauh kita bisa melangkah? Iya. Perlu diketahui, alam semesta mengembang dan ekspansinya kian cepat. Ruang antar galaksi semakin lebar setiap detiknya.

ADVERTISEMENT

Ada galaksi-galaksi yang kita lihat di langit yang tidak dapat kita jangkau lagi karena satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya untuk mengimbangi perluasan alam semesta. Perbatasan ini disebut cakrawala kosmologis, dan ukuran pastinya bergantung pada rumus kosmologis yang benar untuk menggambarkan alam semesta, yang saat ini sedang dikerjakan.

Masih mungkin untuk mencapai batas ini dalam beberapa dekade, namun kita tidak punya roket yang bisa menempuh perjalanan tersebut karena masalah bahan bakar. Untuk mempertahankan akselerasi yang konstan, membutuhkan banyak bahan bakar. Bahkan dengan membayangkan reaksi yang sangat efisien pun (yang tidak kita miliki), kita harus membawa banyak bahan bakar. Kira-kira nilai bahan bakarnya seukuran satu planet.

Moral dari cerita ini adalah, perjalanan luar angkasa sejauh yang kita pahami saat ini sangat rumit. Banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi, baik itu teknis, fisik, fisiologis, psikologis, dan etis.

(rns/rns)