Seberapa Jauh Manusia Bisa Menjelajahi Luar Angkasa?
Hide Ads

Seberapa Jauh Manusia Bisa Menjelajahi Luar Angkasa?

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 19 Mei 2021 06:20 WIB
Voyager Station mengklaim akan menjadi hotel luar angkasa pertama yang bakal hadir di 2027.
Ilustrasi. Foto: Voyager Station
Jakarta -

Di tahun 2021, astronaut Amerika James Lovell, Fred Haise, dan John Swigert menjadi tiga orang yang melakukan perjalanan luar angkasa terjauh dari Bumi selama misi Apollo 13.

Saat Lovell, Haise, dan Swigert terbang di belakang Bulan, mereka berada 400.171 kilometer dari permukaan Bumi. Cahaya membutuhkan waktu 1.335 detik untuk menempuh jarak tersebut. Apakah manusia bisa menjelajah lebih jauh lagi?

Mungki saja, suatu hari nanti. Mari kita lihat teknologi yang kita butuhkan untuk melangkah lebih jauh ke luar angkasa, seperti dikutip dari IFL Science.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan, Mars, dan lainnya

Jika tujuan kita adalah menjelajahi tata surya, kita sudah memiliki banyak teknologi untuk itu. Ada roket kuat yang sudah beberapa kali digunakan, dan kendaraan berawak sedang dirancang untuk membawa manusia kembali ke Bulan dan sekitarnya. Namun memang masih banyak kekhawatiran.

Semakin jauh kita dari Bumi, semakin tinggi dosis radiasi kosmik yang kita terima. Medan magnet planet kita yang kuat melindungi dari sebagian besar hal itu. Apa yang melindungi manusia saat pergi ke luar angkasa?

ADVERTISEMENT

Para peneliti sebenarnya telah menguji sebuah solusi dengan belajar dari jamur yang ditemukan di Chernobyl yang bertahan dari radiasi. Suatu hari nanti, penelitian ini bisa digunakan sebagai sistem perisai hidup di pesawat ruang angkasa dan habitat manusia.

Secara umum, di tempat lain di tata surya terdapat lingkungan yang sangat berbahaya yang dapat dengan mudah membunuh kita. Meskipun kita mungkin mencapainya, tidak berarti kita bisa berkembang di sana.

Perlu diperhatikan juga kemungkinan adanya kehidupan alien di suatu tempat. Jadi kita perlu membahas bagaimana keberadaan kita di sana dapat membahayakan organisme potensial yang hidup di luar Bumi.

Menuju bintang

Seandainya semua tantangan perjalanan luar angkasa "lokal" sudah dapat ditaklukkan, mungkin manusia akan mengalihkan perhatian ke bintang-bintang. Bisakah kita melakukan perjalanan ke sistem bintang lain?

Mari kita lihat Proxima Centauri, bintang terdekat dengan Matahari. Dengan kecepatan cahaya, dibutuhkan lebih dari empat tahun untuk sampai ke sana. Jika kita ingin mencapai kecepatan pesawat luar angkasa tercepat yang pernah ada (Parker Solar Probe NASA dalam jarak terdekatnya dengan Matahari), dibutuhkan hampir 8.400 tahun untuk sampai ke sana.

Ada usulan untuk mengirim eksplorasi robotik ke sana. Miniatur robot luar angkasa mungkin sampai di sana hanya dalam beberapa dekade, dan yang lebih besar serta bertenaga nuklir dapat melakukan perjalanan dalam beberapa ratus tahun. Ide ini menarik, tapi tidak cocok untuk manusia. Jika pun berusaha diwujudkan, perjalanan ini memerlukan waktu di luar rata-rata umur manusia.

Selanjutnya: Mendekati kecepatan cahaya dan perjalanan ke ujung semesta

Mendekati kecepatan cahaya

Bisakah kita membuat perjalanan luar angkasa lebih cepat, dan dapatkah kita mencapai galaksi terdekat dan sekitarnya? Jawabannya, pada prinsipnya ya. Yang manusia perlukan adalah roket relativistik. Ini memungkinkan segelintir manusia melakukan perjalanan jarak yang luar biasa, dan tidak memerlukan apa pun di luar pemahaman fisika kita saat ini.

Kita membutuhkan roket dengan akselerasi sekitar 9,81 meter per detik persegi. Itu adalah tarikan normal Bumi rata-rata, sehingga orang-orang di pesawat luar angkasa akan merasa seperti mereka hanya berdiri di permukaan planet kita. Percepatan seperti itu akan dengan cepat membawa pesawat ke kecepatan relativistik dan di sana fenomena yang sangat berguna terjadi, yakni pelebaran waktu.

Semakin mendekati kecepatan cahaya, perjalanan waktu di pesawat akan melambat. Manusia bisa mencapai Proxima Centauri dalam 4,3 tahun, tetapi di dalamnya akan terasa seperti 3,6 tahun. Semakin jauh kita mendekat, akan semakin kita dekat dengan kecepatan cahaya, dan semakin lambat waktu berlalu.

Perjalanan ke ujung semesta

Apakah ada batasan seberapa jauh kita bisa melangkah? Iya. Perlu diketahui, alam semesta mengembang dan ekspansinya kian cepat. Ruang antar galaksi semakin lebar setiap detiknya.

Ada galaksi-galaksi yang kita lihat di langit yang tidak dapat kita jangkau lagi karena satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya untuk mengimbangi perluasan alam semesta. Perbatasan ini disebut cakrawala kosmologis, dan ukuran pastinya bergantung pada rumus kosmologis yang benar untuk menggambarkan alam semesta, yang saat ini sedang dikerjakan.

Masih mungkin untuk mencapai batas ini dalam beberapa dekade, namun kita tidak punya roket yang bisa menempuh perjalanan tersebut karena masalah bahan bakar. Untuk mempertahankan akselerasi yang konstan, membutuhkan banyak bahan bakar. Bahkan dengan membayangkan reaksi yang sangat efisien pun (yang tidak kita miliki), kita harus membawa banyak bahan bakar. Kira-kira nilai bahan bakarnya seukuran satu planet.

Moral dari cerita ini adalah, perjalanan luar angkasa sejauh yang kita pahami saat ini sangat rumit. Banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi, baik itu teknis, fisik, fisiologis, psikologis, dan etis.