Puing Antariksa Berukuran Besar Sedang Meluncur ke Bumi
Hide Ads

Puing Antariksa Berukuran Besar Sedang Meluncur ke Bumi

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 06 Mei 2021 06:15 WIB
Perangkat luar angkasa Rusia dan China tidak jadi tabrakan, tapi bagaimana dengan sampah luar angkasa lainnya?
Puing Antariksa Berukuran Besar Sedang Meluncur ke Bumi. Foto: BBC World
Jakarta -

Sepotong besar puing luar angkasa dengan berat beberapa ton, saat ini berada dalam fase meluncur kembali ke Bumi secara tak terkendali. Puing tersebut diperkirakan akan jatuh ke Bumi dalam beberapa minggu ke depan.

Sejauh ini tidak mungkin untuk memprediksi dengan tepat di mana kepingan yang tidak terbakar di atmosfer kemungkinan akan mendarat. Namun jika melihat orbit objeknya, kemungkinan titik pendaratan bisa di mana saja di garis lintang yang sedikit lebih jauh ke utara New York, Madrid dan Beijing, atau sejauh selatan Chili dan Wellington, Selandia Baru.

puing antariksaFoto: The Conversation

Dikutip dari The Conversation, puing-puing tersebut merupakan bagian dari roket Long March 5B yang baru-baru ini berhasil meluncurkan modul pertama China untuk usulan stasiun luar angkasa. Insiden itu terjadi kira-kira setahun setelah roket China serupa lainnya jatuh ke Bumi , mendarat di Samudra Atlantik tetapi sebelumnya dilaporkan meninggalkan jejak puing di Pantai Gading, Afrika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat itu, para ahli mencatat bahwa ini adalah salah satu puing terbesar buatan manusia yang pernah jatuh ke Bumi. Kita tahu apakah puing yang sedang menuju Bumi kali ini akan lebih besar dari puing sebelumnya atau malah lebih kecil.

Sejak akhir 1970-an, potongan puing antariksa semakin sering jatuh ke Bumi, dan para ahli melihat hal ini sudah dalam tahap mengkhawatirkan. Lebih dari 70% Bumi ditutupi oleh lautan, dan hanya sebagian kecil dari 30% sisanya yang ditutupi oleh daratan yang menjadi tempat tinggal manusia.

ADVERTISEMENT

Meski sejauh ini tidak ada catatan kematian atau cedera serius orang-orang yang tertimpa puing-puing luar angkasa, tetap tidak ada alasan untuk menganggapnya tidak berbahaya.




(rns/afr)