Masih ada sejumlah akun yang bercanda soal KRI Nanggala-402, padahal isunya berupa musibah penuh duka. Gugurnya 53 awak KRI Nanggala-402 sudah sepatutnya dilepas dengan penuh hormat, namun ada saja akun kebelet 'badut' yang mengunggah sesuatu tanpa pikir panjang.
Mengutip LinkedIn, Sheetal Agarwal yang merupakan Mental Health Coach dan pembicara di TEDx pernah menjelaskan soal batasan bercanda. Jika zaman dulu anggapan bercanda adalah hal negatif, kini stigmanya sudah bergeser. Tidak ada salahnya untuk tertawa dan membuat lelucon. Tapi tetap saja ada ketentuannya.
"Bagaimana jika aktivitas atau tindakan itu membuat orang lain tertawa? Jawabannya sederhana. Bahkan jika itu membuat orang lain bahagia, jika itu dilakukan dengan mengorbankan seseorang yang terluka secara emosional dan kadang-kadang bahkan secara fisik, itu salah!" tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agarwal mengatakan sebagian besar dari kita menikmati kemalangan orang lain, baik itu orang yang jatuh di depan kita atau mungkin seseorang dengan aksen yang berbeda. Kita menganggapnya lucu dan menertawakan mereka. Setidaknya yang kita tahu bahwa 'kita' menikmatinya, tidak tahu deh mereka yang jadi sasaran bercandaan.
"Dan, di sinilah kita perlu membawa pengetahuan kita tentang bagaimana menjadi bahagia tanpa menyakiti seseorang. Badut membuat semua orang senang dengan membuat lelucon pada diri sendiri dan bukan pada orang lain. Mengolok-olok seseorang bisa jadi lucu bagi orang lain tetapi tidak untuk orang itu," sambungnya.
Belajar dari badut yang mengalihkan perhatian semua orang pada diri sendiri. Ia dapat menghibur semua orang di sekitar, menikmatinya bersama mereka dan bersenang-senang dengan mereka tanpa risiko membuat psikologis orang lain terluka.
Ketika ingin melontarkan lelucon, biasakan untuk menanyakan pada diri kita sendiri beberapa pertanyaan seperti: Apakah akan menyakiti seseorang? Apakah ini akan menyinggung siapa pun? Apakah kita cukup sensitif untuk tidak mengolok-olok orang lain?
"Kita harus selalu ingat untuk tidak melewati garis tipis itu," tegasnya.
"Itulah cara kita bersenang-senang dengan orang lain dan tidak mengolok-olok orang lain. Menghibur orang bisa menjadi pekerjaan yang sulit. Tapi alangkah menyenangkannya jika kita tidak belajar sesuatu yang baru setiap kali kita membuat orang lain tertawa dan tersenyum," tandasnya.
(ask/ask)