Roket Terkuat Dunia Sukses Dijajal, Mau Bawa Manusia ke Bulan
Hide Ads

Roket Terkuat Dunia Sukses Dijajal, Mau Bawa Manusia ke Bulan

Fino Yurio Kristo - detikInet
Sabtu, 20 Mar 2021 12:00 WIB
Roket SLS
Uji coba roket SLS. Foto: NASA
Jakarta -

Roket terkuat di dunia saat ini, Space Launch System (SLS), sukses diujicoba mesinnya. Roket milik NASA ini nantinya bakal membawa manusia kembali mendarat di Bulan dalam misi Artemis, sesuatu yang sudah lama tidak dilakukan.

Mesin di bagian inti SLS berhasil dinyalakan selama lebih dari delapan menit. Hal ini melegakan lantaran durasi tersebut sama dengan waktu yang diperlukan oleh SLS dari landasan ke luar angkasa.

Dikutip detikINET dari BBC, bagian inti dari roket ini punya empat mesin powerful bernama RS-25, dan di kedua sisinya ada dua booster. Asap masif terlontar dalam uji coba ini, bahkan sampai terlihat dari luar angkasa oleh satelit NASA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Suksesnya tes hari ini membawa kita satu langkah lebih dekat untuk mengembalikan astronaut Amerika ke Bulan dalam persiapan eksplorasi manusia ke planet Mars." cetus Eddie Bernice, politisi Partai Demokrat yang masuk dalam komite sains.

Misi kembali ke Bulan, yang terakhir kali dilakukan tahun 1970-an, ditargetkan digelar pada tahun 2024 atau 4 tahun lagi, tapi persiapannya sudah intensif.

ADVERTISEMENT
Roket SLSPerakitan roket SLS. Foto: NASA

Roket Space Launch System yang diandalkan ini dapat menyemburkan daya dorong 39,1 Meganewtons untuk menuju ke Bulan. Mulai dirakitnya roket tersebut merupakan terobosan besar dalam misi Artemis, sebutan NASA untuk program ke Bulan.

Tenaganya 15% lebih besar saat lepas landas dibandingkan Saturn V, roket yang dipakai pada misi Apollo ke Bulan 50 tahun silam. Artinya, SLS merupakan roket terkuat yang pernah diciptakan.

Space Launch System akan membawa kapsul Orion yang berisi maksimal 4 astronot untuk menuju ke Bulan. Beberapa kali jadwal pembuatannya tertunda dan tambahan biaya yang tidak sedikit. Anggarannya yang semula USD 6,3 miliar telah bengkak jadi USD 8 miliar.




(fyk/fay)