Detik-detik Gunung Es Antartika Seukuran 2 Kali Jakarta Terbelah
Hide Ads

Detik-detik Gunung Es Antartika Seukuran 2 Kali Jakarta Terbelah

Agus Tri Haryanto - detikInet
Jumat, 05 Mar 2021 16:14 WIB
Gunung es seukuran dua kali wilayah DKI yang terbelah di Antartika.
Foto: British Antarctic Survey
Jakarta -

Badan Antariksa Eropa (ESA) berhasil memotret sebelum dan sesudah gunung es di Antartika yang ukurannya dua kali wilayah DKI Jakarta, terbelah dilihat dari luar angkasa.

Gunung es yang disebut A-74 itu memiliki luas sekitar 1.270 km persegi atau setara 2 kali ukuran DKI Jakarta. Meski telah terpantau retak sejak November 2020, A-74 baru saja terbelah dan melepaskan diri dari wilayah utara Lapisan Es Brunt pada 26 Februari kemarin.

Menggunakan misi Copernicus Sentinel-1 yang punya dua wahana antariksa, Sentinel-1A dan Sentinel-1B, yang pada dasarnya bertugas mengamati Bumi, berhasil mengabadikan momen gunung es A-74 terbelah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT
Badan Antariksa Eropa (ESA) berhasil memotret sebelum dan sesudah gunung es di Antartika yang ukurannya dua kali wilayah DKI Jakarta itu terbelah dilihat dari luar angkasa.Gunung es di Antartika sebelum terbelah. Foto: ESA

"Meskipun terbelahnya gunung es ini diperkirakan terjadi beberapa minggu lalu, menyaksikan peristiwa ini masih mencengangkan," kata Ilmuwan ESA Mark Drinkwater dilansir dari Space, Jumat (5/3/2021).

Selama bertahun-tahun, ahli glasiologi memantau retakan yang terbentuk di Brunt Ice Shelf, yang mana terbelah hingga kedalaman 150 meter.

Gunung es seluas dua kali wilayah DKI Jakarta yang terbelah itu tidak jauh dari markas penelitian Inggris, British Antarctic Survey (BAS).

Badan Antariksa Eropa (ESA) berhasil memotret sebelum dan sesudah gunung es di Antartika yang ukurannya dua kali wilayah DKI Jakarta itu terbelah dilihat dari luar angkasa.Gunung es seukuran dua kali wilayah DKI Jakarta usai terbelah dari Antartika. Foto: ESA

Di 2016, lokasi penelitian mereka dijauhkan dari lokasi itu untuk mencegah kemungkinan terburuk. Di kemudian hari, para staf hanya bekerja selama musim panas karena jika harus dilakukan evakuasi karena gunung es terbelah itu, akan sulit dilakukan di musim dingin.

Para ilmuwan BAS mengungkapkan proses pembentukan anak gunung es atau gletser, terjadi ketika potongan besar es pecah dari gletser. Lapisan es Brunt Ice Shelf yang biasanya mengalir ke barat dengan kecepatan 2 km per tahun, secara rutin mengalami peristiwa terbelahnya es ukuran raksasa.

Menurut BAS, terbelahnya es raksasa di Antariksa sejauh ini belum terbukti akibat dari perubahan iklim. Kendati begitu, ESA terus memantau situasi yang terjadi di kutub selatan Bumi itu.

"Jadi, kami memantau situasi dengan cermat mengamati data yang disediakan oleh misi Copernicus Sentinel-1," pungkas Drinkwater.




(agt/fay)