Tahun 2021 telah menyapa, fenomena alam di tahun ini pun sudah tercatat, seperti hujan meteor yang akan terjadi berlangsung di 2021. detikers, catat yak.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah merangkum jenis-jenis hujan meteor yang terjadi di 2021. Ini tentunya menjadi kabar baik bagi kalian yang memang pencinta fenomena alam, salah satunya bidang astronomi.
"Hujan meteor merupakan salah satu fenomena alam yang bisa dikatakan langka dan juga merupakan fenomena alam yang terlihat mempesona," kata Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lapan Andi Pangerang dikutip di situs Lapan, Rabu (6/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan bahwa hujan meteor terjadi karena terjadinya pertemuan lintasan atau orbit komet dengan orbit Bumi. Saat komet melewati melintas dekat Bumi, muncul sebuah energi yang dapat menimbulkan tekanan. Hal itu juga menyebabkan jumlah meteor yang masuk ke dalam Bumi meningkat drastis.
"Peningkatan drastis inilah yang mengakibatkan meteor kehilangan daya untuk dapat mempertahankan posisinya agar tetap berada di orbitnya, sehingga menimbulkan hujan meteor di sebagian wilayah Bumi," kata Andi.
"Meskipun jatuh ke arah Bumi dan bergesekan dengan atmosfer Bumi, namun biasanya meteor yang jatuh ini tidak sampai ke permukaan karena sudah melelah ketika melewati atmosfer. Adapun meteor yang sampai ke permukaan Bumi adalah meteor yang berukuran lebih besar dibandingkan dengan yang lain," tuturnya.
Lapan mengatakan hujan meteor tidak sering terjadi, akan tetapi keberadaannya bisa diprediksi jauh-jauh hari, yang menariknya peristiwa alam tersebut bisa dinikmati masyarakat.
Lapan pun memaparkan jenis-jenis hujan meteor berdasarkan posisi radiannya, yaitu Perseid, Lyrid, Orionid, Geminid, Quadrantid, Eta Aquarid, Delta Aquarid, Leonid, Taurid Utara, Taurid Selatan, Draconid, dan Ursid.
Hujan meteor di atas berlangsung dari Januari sampai Desember, tentunya dengan macam-macam jumlah intensitas jumlah meteor per jamnya. Berikut jadwal ketampakan hujan meteor tahun 2021 yang sudah dirangkum oleh Lapan:
Nomor | Hujan Meteor | Puncak (di Indonesia) | Fase Bulan | Masa Aktif | Intensitas (meteor/jam) |
1 | Quadrantid | 4 Januari | Benjol Akhir | 12 Desember - 12 Januari | 120 |
2 | Lyrid | 22 April | Benjol Awal | 16 April - 26 April | 18 |
3 | Eta Aquarid | 6 Mei | Sabit Akhir | 19 April - 28 Mei | 40 |
4 | Delta Aquarid | 30 Juli | Benjol Akhir | 12 Juli - 23 Agustus | 25 |
5 | Perseid | 12 Agustus | Sabit Awal | 17 Juli - 24 Agustus | 150 |
6 | Draconid | 8 Oktober | Sabit Awal | 6 Oktober - 10 Oktober | Bervariasi |
7 | Taurid Selatan | 10 Oktober | Perbani Awal | 10 September - 20 November | 5 |
8 | Orionid | 21 Oktober | Purnama | 2 Oktober - 7 November | 15 |
9 | Taurid Utara | 12 November | Sabit Awal | 20 Oktober - 10 Desember | 5 |
10 | Leonid | 18 November | Benjol Awal | 6 November - 30 Desember | 15 |
11 | Geminid | 14 Desember | Benjol Awal | 4 Desember - 17 Desember | 120 |
12 | Ursid | 23 Desember | Benjol Akhir | 17 Desember - 26 Desember | 10 |
(agt/fay)