Sampel Asteroid Purba Bikin Ilmuwan Jepang Bengong
Hide Ads

Sampel Asteroid Purba Bikin Ilmuwan Jepang Bengong

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 16 Des 2020 21:15 WIB
Sampel Asteroid Ryugu
Sampel asteroid Ryugu. Foto: JAXA
Tokyo -

Asteroid purba Ryugu yang melayang di antariksa, berhasil ditambang oleh wahana antariksa Hayabusa-2 buatan Jepang pada Februari 2019. Belum lama ini, kapsul yang membawa sampel asteroid itu telah kembali ke Bumi dan setelah dibuka, para ilmuwan Jepang pun terkesima.

Hayabusa2 mencapai asteroid Ryugu pada Juni 2018, dan turun ke permukaan asteroid pada Februari 2019. Hayabusa2 kemudian menembakkan proyektil ke permukaan asteroid itu, meraup material yang diperlukan untuk penelitian.

Kapsul itu mendarat dengan selamat di lokasi yang ditentukan di Australia, kemudian dibawa ke Jepang. Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) baru saja membagikan gambar seperti apa sampel asteroid yang dibawa oleh kapsul bersangkutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika kami membukanya, saya menjadi speechless. Sampel itu lebih dari yang kami harapkan dan ada banyak sehingga saya benar-benar terkesan," kata ilmuwan JAXA, Hirotaka Sawada yang dikutip detikINET dari Futurism, Rabu (16/12/2020).

Kualitas sampel asteroid tersebut dikatakan luar biasa. "Bukan partikel seperti bubuk, ada beberapa sampel yang ukurannya beberapa milimeter," tambah Sawada.

ADVERTISEMENT

Sampel yang dibawa itu diharapkan akan mengungkap banyak hal soal sejarah Tata Surya. Sebabnya, asteroid pada dasarnya adalah materi peninggalan dari pembentukan Tata Surya, terbuat dari materi yang sama dengan yang membentuk Bumi.

Bahkan mungkin ada petunjuk tentang asal usul kehidupan karena diduga ada material organiknya. "Saya harap kami bisa menemukan banyak hal tentang bagaimana substansi organik berkembang di bodi asteroid Ryugu," cetus Seiichiro Watanabe, ilmuwan JAXA yang lain.

Jepang akan menyumbangkan separuh dari sampel itu kepada NASA dan lembaga antariksa lain untuk diteliti. Jepang sudah pernah mengambil sampel asteroid dengan Hayabusa generasi pertama pada tahun 2010, namun saat itu hanya seberat kurang dari 1 miligram. Sampel asteroid kali ini sekitar 100 miligram.




(fyk/fay)