Hebat, Jepang Sukses Daratkan Sampel Asteroid Purba
Hide Ads

Hebat, Jepang Sukses Daratkan Sampel Asteroid Purba

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 06 Des 2020 14:40 WIB
Hayabusa2
Kapsul yang membawa sampel asteroid purba. Foto: JAXA
Adelaide -

Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), lembaga antariksa Jepang, sukses menuntaskan misi membawa asteroid purba mendarat ke Bumi. Kapsul kecil yang membawa kepingan asteroid bernama Ryugu, mendarat di daerah terpencil Australia pada 5 Desember waktu setempat.

Sampel asteroid itu diambil oleh pesawat Hayabusa2 dari bodi asteroid Ryugu yang sepanjang 900 meter dan jaraknya jutaan kilometer dari Bumi. Hayabusa2 mencapai asteroid Ryugu pada Juni 2018, dan turun ke permukaan asteroid pada Februari 2019. Hayabusa2 kemudian menembakkan proyektil ke permukaan asteroid itu, meraup material yang diperlukan untuk penelitian.

Jepang sudah pernah mengambil sampel asteroid dengan Hayabusa generasi pertama pada tahun 2010, namun saat itu hanya seberat kurang dari 1 miligram. Sampel kali ini sekitar 100 miligram dan asteroidnya jenis purba, menyajikan data penelitian berharga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profesor Alan Fitzsimmons dari University Belfast menyatakan sampel yang dibawa kali ini akan mengungkap banyak hal soal sejarah Tata Surya. Pasalnya, asteroid pada dasarnya adalah materi peninggalan dari pembentukan Tata Surya, terbuat dari materi yang sama dengan yang membentuk Bumi.

"Punya sampel dari asteroid semacam Ryugu sungguh menarik. Kami pikir Ryugu terbuat dari batu super purba yang akan memberitahu kita bagaimana terbentuknya Tata Surya," kata Profesor Sara Russel dari Natural History Museum London yang dikutip detikINET dari BBC.

ADVERTISEMENT

Kapsul itu memasuki atmosfer Bumi sejak dilepaskan oleh Hayabusa2 dari ketinggian 220 ribu kilometer. Parasut di kapsul kemudian mengembang untuk memperlambat lajunya sampai ke permukaan Bumi.

Ketika memasuki Bumi, ia tampak seperti bola api dan mendarat tepat di lokasi yang direncanakan. Tim di Australia telah mengambilnya untuk kemudian dikirimkan ke Jepang untuk riset lebih lanjut.

"Satu gram sampel asteroid ini kedengarannya kecil, tapi bagi kami, satu gram itu sangat besar. Jumlah itu cukup untuk menjawab berbagai pertanyaan sains," kata Masaki Fujimoto, deputy directorJAXA.




(fyk/fyk)