Jakarta -
Planet layak huni seperti Bumi nyatanya ada banyak sekali. Para astronom dan ilmuwan pun terus berupaya melakukan pencarian exoplanet atau planet-planet di luar tata surya kita.
Pada Oktober tahun ini, ilmuwan menemukan 24 exoplanet yang mereka yakini memiliki kondisi mirip Bumi, bahkan lebih cocok untuk dihuni dibandingkan dengan Bumi.
Dalam sebuah studi baru yang dipimpin oleh Washington State University, para peneliti merinci karakteristik planet-planet yang berpotensi 'dapat dihuni' ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Mirror, Sabtu (5/12/2020) planet-planet tersebut berjarak lebih dari 100 tahun cahaya, tapi bisa menjadi harapan terbaik kita dalam menemukan kehidupan lain di luar Bumi.
"Dengan teleskop luar angkasa lebih canggih berikutnya, kita akan mendapatkan lebih banyak informasi. Jadi sangat penting untuk memilih beberapa target. Kita harus fokus pada planet tertentu yang memiliki kondisi paling menjanjikan untuk kehidupan yang kompleks," kata profesor Dirk Schulze-Makuch yang memimpin penelitian ini.
"Namun, kita harus berhati-hati agar tidak terjebak mencari Bumi kedua, karena mungkin ada planet yang lebih cocok untuk kehidupan daripada planet kita saat ini," sambungnya.
Planet-planet tersebut termasuk planet yang lebih tua, sedikit lebih besar, sedikit lebih hangat, dan mungkin lebih basah dari Bumi.
Menurut tim penelitian ini, kehidupan juga bisa lebih mudah berkembang di planet yang lingkarannya lebih lambat mengubah bintang dengan rentang hidup lebih lama dari Matahari kita.
Selanjutnya: Ada 6 Miliar Planet Mirip Bumi
Pada setiap lima bintang seperti-Matahari (tipe G) di galaksi Bima Sakti, diperkirakan ada satu planet yang mirip Bumi. Jika dihitung, kira-kira ada 6 miliar planet mirip Bumi di galaksi Bima Sakti.
"Perhitungan saya menempatkan batas atas 0,18 planet mirip Bumi per bintang tipe G," kata Michelle Kunimoto dari University of British Columbia (UBC), Kanada, seperti dikutip dari IFL Science.
"Metode ini memperkirakan bagaimana berbagai jenis planet di sekitar bintang yang berbeda bisa memberikan informasi penting mengenai pembentukan planet dan teori evolusi, serta membantu mengoptimalkan misi masa depan untuk menemukan exoplanet," sambungnya.
Sebuah planet dapat diklasifikasikan mirip Bumi dengan syarat berikut ini: berbatu, berukuran kira-kira sebesar Bumi, dan mengorbit di zona layak huni bintang yang mirip Matahari.
Planet seperti itu lebih sulit dideteksi dibandingkan planet gas raksasa karena planet mirip Bumi punya dampak jauh lebih kecil pada spektrum bintang induknya yang biasa digunakan untuk menemukan planet yang mengorbit. Dan memang, mayoritas dari 4.164 planet exoplanet yang dikonfirmasi adalah planet gas raksasa.
Namun, penelitian Kunimoto dan rekan astronom Jaymie Matthews yang diterbitkan dalam The Astrophysical Journal ini, menyoroti kemungkinan bahwa ada lebih banyak planet mirip Bumi di luar sana.
"Galaksi Bima Sakti punya 400 miliar bintang. Dengan 7% di antaranya merupakan tipe G. Artinya kurang lebih ada 6 miliar bintang yang punya planet mirip Bumi di galaksi kita," rincinya.
Kunimoto dan Matthews menggabungkan data dari misi Kepler milik NASA dengan teknik bernama forward modeling untuk memperkirakan proporsi planet mirip Bumi yang mungkin terlewat dalam pencarian yang dilakukan Kepler.
"Saya mulai dengan mensimulasikan populasi exoplanet secara penuh di sekitar bintang-bintang yang dicari Kepler," papar Kunimoto.
"Lalu Saya menandai setiap planet sebagai 'terdeteksi' atau 'terlewatkan' tergantung pada seberapa besar kemungkinan algoritma pencarian planet saya akan menemukannya," jelasnya.
Kemudian, Kunimoto membandingkan planet yang terdeteksi dengan katalog planet. Jika simulasi menghasilkan kecocokan, maka populasi awal kemungkinan merupakan representasi yang baik dari populasi sebenarnya planet yang mengorbit bintang-bintang itu.
Dengan metode ini, Kunimoto menemukan jumlah planet dengan jari-jari antara 0,75 hingga 1,5 kali Bumi, mengorbit bintang seperti Matahari pada jarak antara 0,99 hingga 1,7 AU (jarak di antara Bumi dan Matahari), dan dengan asumsi batas atas bintang tipe G di galaksi, berada di angka hampir 6 miliar.