Ilmuwan Ini Coba Bikin Mesin Waktu Seperti Back to The Future
Hide Ads

Sisi Ilmiah Mesin Waktu

Ilmuwan Ini Coba Bikin Mesin Waktu Seperti Back to The Future

Tim detikcom - detikInet
Sabtu, 17 Okt 2020 16:38 WIB
Prof Mallet mengklaim bisa menciptakan mesin waktu.
Prof Ron Mallet. Foto: BBC
Jakarta -

Konsep mesin waktu identik dengan fiksi ilmiah. Namun bagi ilmuwan satu ini, hal itu tak ingin sekedar cerita belaka yang dibuktikan dengan menciptakannya.

Ya, serupa film era 80-an Back to the Future, ilmuwan bernama Ron Mallet menyakini bahwa mesin waktu sungguh bisa diciptakan secara ilmiah, di mana hal itu membantu orang untuk menjelajah waktu.

Seperti diberitakan BBC saat dilihat, Sabtu (17/10/2020) Mallet ditinggal wafat ayahnya di usia 10 tahun dan membuatnya terpukul. Akan tetapi, kepedihan tersebut membuatnya giat membaca dan menekuni bidang sains. Penyebabnya, setahun ayahnya meninggal, Mallet menemukan novel fiksi ilmiah berjudul 'The Time Machine'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Buku itu mengubah hidup saya," ucapnya.

Dalam buku 'The Time Machine', Mallet dibikin penasaran dengan benda yang mengatasnamakan mesin waktu. Rasa penasaran itu yang membawa Profesor Fisika di University of Connecticut ini menghabiskan waktunya untuk menyelidiki kemungkinan kembali ke masa silam dengan sains.

Sejauh ini memang Mallet belum bisa mengembalikan orang dari masa lalu. Tetapi, teori dan desain mesin waktu yang digelutinya, ditambah dengan kerja keras, guna mewujudkan misi utama Mallet untuk berjumpa kembali dengan ayahnya, jadi motivasi penggerak Mallet.

Beragam teori ia kemukakan, walau hal tersebut berujung nada-nada skeptis yang mendarat di telinganya. Kendati begitu, ada pula yang mendukung Mallet menciptakan mesin waktu.

"Orang mulai menghubungi saya dari seluruh dunia mengenai kemungkinan untuk kembali ke masa lalu," ucap Mallet.

Kuncinya adalah teori relativitas besutan Albert Einstein. "Einstein mengatakan bahwa waktu bisa dipengaruhi oleh kecepatan," ungkapnya.

Mallet kemudian mencontohkan astronaut yang meluncur ke luar angkasa menggunakan roket melaju dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Maka, waktu akan berjalan secara berbeda antara di Bumi dan bagi astronot yang ada di roket tersebut.

"Mereka bisa kembali dengan usia yang beberapa tahun lebih tua, tapi beberapa dekade sudah berlalu di sini," imbuh lulusan PhD Pennsylvania State University ini.

Selanjutnya: Konsep lubang cacing untuk mesin waktu...

Menggagas Konsep Lubang Cacing

Berangkat dari pemikiran itu, perjalanan waktu menurutnya bisa dilakukan, namun itu hanya berlaku ke masa lalu, bukan masa depan. Mallet menggagas ide lubang cacing, dibuat terowongan dengan dua gerbang ke masa silam dan masa kini, dengan bantuan cahaya yang ditembakkan dengan semacam cincin laser.

Prof Mallet mengklaim bisa menciptakan mesin waktu.Teori lubang cacing yang digagas Prof Mallet. Foto: BBC

Ia mengilustrasikan, bagaimana laser tersebut bisa dipakai menciptakan pancaran cahaya untuk memutar ruang dan waktu.

"Pada akhirnya, pancaran cahaya laser yang bersirkulasi dapat menjadi semacam mesin waktu dan juga mengubah waktu yang memungkinkan Anda kembali ke masa silam," kata dia.

Dari apa yang dilakukannya menciptakan mesin waktu ini, Mallet mengaku belum bereksperimen dengan teorinya. Ia membutuhkan dana, sokongan itu diharapkan dapat membawanya bertemu dengan ayahnya di masa tahun 1950-an.

Ambisi Mallet dalam menciptakan mesin waktu direspon ilmuwan lain. Misalnya, Paul Sutter mengatakan kalau kembali ke masa silam dilihat dari kacamata teori adalah mungkin. Menjadi catatan, membuat mesin waktu merupakan masalah besar.

"Saya kira dia takkan berhasil karena ada celah besar dalam teori dan matematikanya sehingga perangkat yang praktis tak mungkin terjadi," ujar Sutter.

Sementara itu, Brian Clegg, penulis sains asal Inggris, mengapresiasi akan keinginan Mallet soal mesin waktu.

"Walau tak semua setuju bahwa perangkatnya bakal bekerja, saya pikir pantas untuk dicoba dulu," pungkasnya.