Konsep mesin waktu identik dengan fiksi ilmiah. Namun bagi ilmuwan satu ini, hal itu tak ingin sekedar cerita belaka yang dibuktikan dengan menciptakannya.
Ya, serupa film era 80-an Back to the Future, ilmuwan bernama Ron Mallet menyakini bahwa mesin waktu sungguh bisa diciptakan secara ilmiah, di mana hal itu membantu orang untuk menjelajah waktu.
Seperti diberitakan BBC saat dilihat, Sabtu (17/10/2020) Mallet ditinggal wafat ayahnya di usia 10 tahun dan membuatnya terpukul. Akan tetapi, kepedihan tersebut membuatnya giat membaca dan menekuni bidang sains. Penyebabnya, setahun ayahnya meninggal, Mallet menemukan novel fiksi ilmiah berjudul 'The Time Machine'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buku itu mengubah hidup saya," ucapnya.
Dalam buku 'The Time Machine', Mallet dibikin penasaran dengan benda yang mengatasnamakan mesin waktu. Rasa penasaran itu yang membawa Profesor Fisika di University of Connecticut ini menghabiskan waktunya untuk menyelidiki kemungkinan kembali ke masa silam dengan sains.
Sejauh ini memang Mallet belum bisa mengembalikan orang dari masa lalu. Tetapi, teori dan desain mesin waktu yang digelutinya, ditambah dengan kerja keras, guna mewujudkan misi utama Mallet untuk berjumpa kembali dengan ayahnya, jadi motivasi penggerak Mallet.
Beragam teori ia kemukakan, walau hal tersebut berujung nada-nada skeptis yang mendarat di telinganya. Kendati begitu, ada pula yang mendukung Mallet menciptakan mesin waktu.
Baca juga: Pemenang Nobel Sebut Ada Alam Semesta Lain |
"Orang mulai menghubungi saya dari seluruh dunia mengenai kemungkinan untuk kembali ke masa lalu," ucap Mallet.
Kuncinya adalah teori relativitas besutan Albert Einstein. "Einstein mengatakan bahwa waktu bisa dipengaruhi oleh kecepatan," ungkapnya.
Mallet kemudian mencontohkan astronaut yang meluncur ke luar angkasa menggunakan roket melaju dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Maka, waktu akan berjalan secara berbeda antara di Bumi dan bagi astronot yang ada di roket tersebut.
"Mereka bisa kembali dengan usia yang beberapa tahun lebih tua, tapi beberapa dekade sudah berlalu di sini," imbuh lulusan PhD Pennsylvania State University ini.
Selanjutnya: Konsep lubang cacing untuk mesin waktu...