Vaksin corona berlomba-lomba diciptakan oleh berbagai negara. detikINET yang penasaran tentang pentingnya vaksin mencoba untuk bertanya kepada pakar.
Ialah Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang disuguhi pertanyaan itu. Ia menerangkan bahwa tidak bisa hanya mengandalkan vaksin, ada banyak hal yang perlu diperhatikan untuk melawan COVID-19.
"Vaksin itu salah satu upaya, lagipula ini belum tentu efektif. Ini semua sambil jalan (obat, vaksin, penelitian dsb -- red) dikerjakan sekarang," tegas Prof Ari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut keterangan Prof Ari, Indonesia sendiri melakukan banyak penelitian mulai dari alat deteksi, perawatan dan pengobatan COVID-19, guna memastikan sudah tetap sasaran. Selain itu, kembali lagi, semua ini juga harus didukung masyarakat dengan menerapkan 3M (menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker).
Sebelumnya, detikINET juga pernah berdiskusi dengan pakar bioteknologi dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Dr.rer.nat Wien Kusharyoto terkait vaksin corona. Wien mengatakan sejauh ini sudah ada 16 mutasi SARS-CoV-2. Namun selama akarnya adalah virus dari Wuhan, maka mutasi ini tetap bisa dikalahkan oleh vaksin.
"Saya tidak terlalu khawatir dengan strain yang berbeda. Karena mutasi ini sporadis dan tidak berpengaruh terhadap efektivitas vaksin," kata Wien.
Dengan demikian bisa dikatakan, vaksin corona memang bukan satu-satunya jalan untuk mewujudkan dunia bebas COVID-19, akan tetapi ini menjadi salah satu upaya untuk meredam penyebaran SARS-CoV-2.
Sementara itu sembari menunggu vaksin yang benar-benar efektif, diperlukan gerakan untuk menjaga kesehatan dengan menerapkan gerakan berjemur pagi, pola makan sehat, pengelolaan stres yang baik, bergerak aktif dan 3M.