Ilmuwan di China diklaim sebenarnya sudah lama menemukan virus Corona dengan tingkat kemiripan 96% dibanding virus yang menyebabkan COVID-19, di sebuah pertambangan tembaga terkontaminasi di Negeri Tirai Bambu itu. Waktu penemuannya sudah 7 tahun yang lalu.
Laporan ini diberitakan oleh media di Inggris, Sunday Times. Pertambangan itu letaknya ratusan kilometer dari kota Wuhan dan kala itu jadi pusat perhatian ketika 6 orang penambang yang diminta membersihkan feses kelelawar dari sana jatuh sakit karena penyakit misterius.
Dikutip detikINET dari Metro, tiga di antaranya meninggal dunia. Gejala mereka meliputi demam tinggi dan kesulitan bernapas. Para dokter yang memeriksa pun kebingungan dan pakar menyebut kemungkinan mereka kena virus Corona yang terkait wabah SARS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu setelah kejadian itu, sampel beku kabarnya dikirimkan ke laboratorium Wuhan Institute of Virology. Dengan demikian, virus bersangkutan kemungkinan sudah berada di sana selama bertahun-tahun.
Pakar kelelawan, Shi Zhengli selaku kepala Center for Emerging Infectious Diseases belum lama ini melakukan penyelidikan pada kasus tersebut. Di Februari 2020, ia menyatakan virus Corona COVID-19 96,2% mirip dengan sampel tahun 2013 tersebut yang dinamakan RaTG13.
Hanya saja, tetap tidak disebutkan dari mana persisnya RaTG13 berasal. Nah, Sunday Times berdasarkan investigasinya mengklaim virus RaTG13 berasal dari pertambangan tersebut dan sudah eksis sejak lama.