Ilmuwan Lab Wuhan Disarankan Bela Diri dari Tudingan Biang Corona
Hide Ads

Ilmuwan Lab Wuhan Disarankan Bela Diri dari Tudingan Biang Corona

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 19 Mei 2020 19:24 WIB
Wuhan Instititure of Virology
Foto: Ilmuwan di Wuhan Instititure of Virology
Jakarta -

Wuhan Institute of Virology belakangan dicurigai sebagai laboratorium yang membocorkan virus Corona, isu yang banyak didengungkan pemerintah Amerika Serikat. Para ilmuwan di institut itu pun disarankan proaktif membela diri.

Pedapat itu dikemukakan oleh Zhao Fei, ilmuwan yang pernah bekerja di sana beberapa tahun. Dia menulis artikel di ScienceNet bahwa COVID-19 tidak mungkin dibuat ataupun bocor dari lab Wuhan.

Zhao menuding media dan politisi mencemarkan laboratorium tersebut dan juga pemimpinnya, Shi Zhengli. Zhengli yang adalah Direktur Center for Emerging Infectious Diseases di Wuhan Institute of Virology (WIV) memang meneliti virus pada kelelawar, tapi tak ada kaitannya dengan wabah Corona saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari sudut pandang saya, Wuhan Institute of Virology dan Shing Zhengli harus teguh dan membantah rumor dan stigma satu demi satu meskipun mereka juga dibatasi dalam situasi ini," tulis dia, dikutip detikINET dari South China Morning Post.

"Saya yakin lebih baik bagi Anda untuk jujur, obyektif dan rasional memberitahu situasi sebenarnya, termasuk pekerjaan Anda, usaha, prestasi yang Anda hadapi, tanggung jawab dan kesalahan Anda," usul Zhao.

ADVERTISEMENT

Juru bicara institut itu sebaiknya aktif berbicara, demikian pula para ilmuwannya. Sedangkan pihak yang menyebar rumor menurutnya harus ditindak.

ScienceNet sendiri adalah website yang digawangi Chinese Academy of Sciences, Chinese Academy of Engineering, National Natural Science Foundation of China, dan China Association for Science and Technology.

Saat ini ada tekanan internasional agar ada penyelidikan independen untuk menyelidiki asal muasal COVID-19. Namun juga ada suara skeptis bahwa pemerintah AS sebenarnya tidak punya bukti kuat bahwa COVID-19 bermula dari lab Wuhan.

Konsensus ilmuwan cenderung meyakini virus Corona tidak dibuat di laboratorium itu karena COVID-19 mirip dengan virus yang ada di kelelawar. Pihak kontra misalnya profesor Clive Hamilton dari Australia, seorang pakar China dan akademisi Australian National University serta Charles Sturt University.

Kasus terawal COVID-19 menurutnya menimpa orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan pasar hewan Wuhan. "Hal ini ditunjukkan oleh studi kualitas tinggi. Jadi, gagasan bahwa virus ini berawal di Desember, akhir Desember, di pasar ini, tidak terukur," cetusnya.

"Satu-satunya penjelasan lain yang masuk akal adalah bahwa virus ini bocor dari Wuhan Institute of Virology," katanya.

Sedangkan meski tidak banyak bicara, Shi Zhengli sudah membantah teori itu. "Saya sempat berpikir apakah ini dari laboratorium kami? Saya bertanya-tanya apa dinas kesehatan salah. Saya tidak pernah menyangka ini terjadi di Wuhan," ujar perempuan berusia 55 tahun ini.

"Hasilnya tidak ada sekuens yang cocok dengan virus yang tim kami ambil dari kelelawar gua. Pikiran saya lega sekali, saya tidak tidur berhari-hari," kata Shi menegaskan tidak ada kebocoran dari laboratoriumnya.