Bank of England memilih Turing karena pengaruhnya dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Turing dikenal sebagai codebreaker pada masa Perang Dunia II, yang berkontribusi membuat perang lekas berakhir dan menyelamatkan ribuan nyawa.
Sayangnya, pencapaiannya saat itu tenggelam dibayangi kabar tidak mengenakkan tentang keyakinan dan keterlibatannya terkait dengan aktivitas homoseksual, yang saat itu dianggap sebagai tindak pidana di Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kisah Sedih yang Menimpa 4 Legenda Teknologi |
"Sebagai pionir ilmu komputer dan AI, sekaligus juga pahlawan perang, kontribusi Alan Turing sangat besar hingga menjangkau kehidupan saat ini," kata Gubernur Bank of England Mark Carney, dikutip dari Science Alert, Rabu (17/7/2019).
Dia bahkan mengibaratkan Alan Turing sebagai raksasa yang bahunya menjadi tempat berpijak begitu banyak orang atas kontribusinya tersebut.
Wajah Turing dijadwalkan akan mulai menghiasi uang pecahan 50 poundsterling baru pada akhir 2021 mendatang. Hal ini dikarenakan pemerintah Inggris harus menghabiskan stok uang kertas pecahan 50 poundsterling lama terlebih dahulu.
![]() |
Sekilas mengenai Turing, selama Perang Dunia II, Turing bekerja di Bletchley Park, tempat ia membantu mengembangkan mesin pemecah kode Enigma yang digunakan Nazi Jerman.
Karyanya ini menjadi cikal bakal komputer modern dan AI. Peninggalannya yang lain adalah 'Turing Tes' yang hingga saat ini masih digunakan sebagai benchmark untuk mengecek apakah sebuah mesin dapat dianggap cukup pintar.
Setelah perang berakhir, Turing mengaku dirinya bersalah atas tuduhan perilaku tak senonoh terkait dengan perilaku homoseksualitasnya. Dia pun dihukum kebiri.
Pada 1954, di usianya yang menginjak 41 tahun, Turing meninggal dengan cara yang tragis, yakni meracuni dirinya dengan sianida. Sebuah apel tergigit mengandung sianida yang ditemukan di samping tempat tidurnya menjadi bukti dan saksi berakhirnya riwayat sosok ini.
(rns/krs)