Seperti diwartakan Space.com, robot yang bentuknya "gemulai" atau "lunak" ini memiliki keunggulan berkat fleksibilitasnya. Selain itu, bentuk tersebut juga dianggap lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan baru.
Dengan wujudnya yang tak kaku, robot ini pun jadi lebih mirip dengan organisme hidup sehingga pada skenario tertentu, misalnya, dapat menyelip ke tempat-tempat sempit. Wujud itu turut dianggap tepat buat misi menjelajahi antariksa seperti ke Bulan atau Mars.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chuck Sullivan dan Jack Fitzpatrick merupakan dua karyawan magang yang ikut jadi bagian dalam proyek pengembangan "robot gemulai" tersebut itu di Pusat Penelitian Langley NASA di Hampton, Virginia. Mereka bertugas membuat aktuator -- komponen mesin pengendali bagian-bagian yang bergerak pada sebuah robot.
Sullivan dan Fitzpatrick disebutkan membuat aktuator tersebut dengan cetakan 3D printing dan kemudian menuangkan silikon atau jenis zat fleksibel lainnya. Desainnya berada dalam tahap pengembangan yang masih dini, tapi saat ini mereka sedang menguji skenario bagaimana aktuator itu jika digunakan dalam sebuah misi antariksa betulan.
Ditambahkan NASA, bulan ini para peneliti dan pakar robot dari penjuru dunia akan menyambangi Langley untuk memberikan masukan buat Sullivan dan Fitzpatrick mengenai kreasi "robot gemulai" mereka.
NASA Beri Gaji Rp 263 Juta, Pekerjaannya Hanya Tidur:
(krs/fyk)