Sir Michael, yang tutup usia pada 11 Januari 2019, dikenal soal kontribusinya terhadap pengembangan salah satu cabang dalam matematika yang disebut topologi K-theory. Selain itu, bersama Isador Singer, ia juga mencetuskan teorema indeks Atiyah-Singer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah penghargaan pun juga sukse direngkuh oleh Sir Michael. Salah satunya adalah penghargaan tertinggi di bidang matematika, yaitu Fields Medal. Tak hanya itu, ia juga sukses mendapat Penghargaan Abel atas jasanya dalam meramu teorema indeks Atiyah-SInger.
Selain sukses sebagai matematikawan, pria kelahiran London, Inggris, juga dikenal memiliki bakat sebagai seorang penyair. Hal tersebut diungkapkan oleh Profesor Robbert Dijkgraaf, salah satu direktur di Institute of Advance Studies di New Jersey, Amerika Serikat, ketika keduanya bekerja bersama di sana.
"Sir Michael Atiyah adalah mentor, teman, dan panutan yang baik, intelektual dan energinya tidak bisa dibandingkan. Apa yang ia tinggalkan di bidang matematika dan fisika akan abadi," ujar Robbert.
"Kepulangannya adalah kehilangan yang besar, dan kami turut menyampaikan rasa duka cita yang terdalam kepada keluarganya. Ia akan sangat dikenang oleh teman dan koleganya di seluruh dunia," tuturnya menambahkan.
Pujian setinggi langit juga diutarakan oleh para profesor lain. Hal tersebut disampaikan oleh Joe Atiyah, adik dari Sir Michael.
"Ia telah disebut sebagai ahli matematika terbaik di negara ini setelah Sir Isaac Newton oleh lebih dari satu profesor," kata Joe, sebagaimana detikINET kutip dari BBC, Kamis (17/1/2018).
(mon/krs)