Sam Altman, pendiri pendanaan startup Y Combinator, adalah salah satu dari 25 orang yang berada dalam daftar tunggu Nectome, sebuah startup yang mengklaim bisa mengupload isi dari otak seseorang dan menyimpannya di komputer.
Namun untuk melestarikan isi otaknya tersebut, pria berusia 32 tahun itu harus meninggal melalui proses mirip bunuh diri yang dibantu medis. Untuk diketahui, proses kematian semacam ini hanya legal di lima negara bagian Amerika Serikat (AS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Metode ini memang 100% fatal. Pendiri Nectome Robert McIntyre menggambarkan, orang yang mengalaminya akan merasakan hal serupa dengan bunuh diri yang dibantu tim dokter.
Dalam situs Nectome tertulis, misi 'membunuh orang' ini bertujuan untuk mengawetkan otak dengan baik dan menjaga semua memori di dalamnya tetap utuh.
![]() |
Nectome mengklaim, memori yang tersimpan akan sangat detail, seperti bab yang paling disukai dalam buku favorit, rasa dingin akan udara di musim salju, aroma pie apple yang baru keluar dari panggangan, sampai rasa bahagia ketika makan malam bersama orang tersayang.
"Kami percaya bahwa di abad ini, sangat layak untuk mendigitalkan informasi tersebut dan menggunakannya untuk menciptakan kembali kesadaran Anda," ujar McIntyre seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (20/3/2018).
Cairan pembalseman yang disuntikkan akan membuat tubuh beku dan utuh dan diklaim membuat jasad bebas busuk selama ratusan bahkan ribuan tahun. Namun agar prosedur ini bekerja, bagian otak harus dalam keadaan segar.
Apa yang dilakukan Altman memang kontroversial. Meski demikian, Altman sepertinya sudah mantap melakukannya. Terbukti, dia bersabar menunggu giliran dan rela membayar USD 10.000 atau sekitar Rp 137 juta demi mewujudkan keinginannya. (rns/rns)