2 Siswi Asal Jakarta Kembangkan Teknologi Nano untuk Atap Bocor Hingga Makanan
Hide Ads

2 Siswi Asal Jakarta Kembangkan Teknologi Nano untuk Atap Bocor Hingga Makanan

Rachmatunnisa - detikInet
Minggu, 09 Feb 2020 16:00 WIB
Siswi asal Jakarta kembangkan teknologi nano.
Alicia Chan dan Aileen Bachtiar. Foto: dok. pribadi
Jakarta -

Teknologi nano mungkin masih awam bagi kebanyakan orang Indonesia. Namun bagi dua remaja putri ini, Alicia Chan (15 tahun) dan Aileen Bachtiar (16 tahun), teknologi nano ibarat 'mainan' menyenangkan untuk mereka pelajari bahkan dikembangkan untuk digunakan di keseharian.

Dua siswi kelas 11 Jakarta Intercultural School ini, melakukan penelitian teknologi nano saat mengikuti sekolah musim panas di Columbia University dan University of Pennsylvania, Amerika Serikat pada Juli 2019 selama 21 hari.

Pada Sabtu (8/2) bertempat di pusat kebudayaan AS @america, mall Pacific Place, Jakarta Selatan, mereka memaparkan tentang temuan teknologi nano yang dapat diterapkan untuk bidang properti dan pangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, teknologi nano merupakan teknologi yang menggunakan skala nano atau sepersemilyar dengan sifat material pada ukuran nano atau atom. Jika suatu material dibuat dalam ukuran nano, maka akan memungkinan terciptanya material dengan sifat-sifat baru yang luar biasa.

"Sejak kecil saya selalu tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan sains, karena saya bisa mendapatkan hal-hal baru saat melakukan penelitian. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, tapi faktanya masih banyak orang yang hidup dalam garis kemiskinan," kata Alicia seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima detikINET, Minggu (9/2/2020).

ADVERTISEMENT
2 Siswi Asal Jakarta Kembangkan Teknologi Nano untuk Atap Bocor Hingga MakananAlicia Chan mengembangkan teknologi nano untuk material anti-air. Foto: dok. pribadi

"Selain itu, perkembangan teknologi di Indonesia masih tertinggal jauh dari negara tetangga. Pada saat mengikuti sekolah musim panas di Columbia University, saya merasakan perbedaan yang sangat jauh dalam hal pemanfaatan teknologi. Padahal pemanfaatan teknologi bisa sangat membantu kehidupan masyarakat," sambungnya.

Selama di Columbia University, ada satu penilitian yang menarik perhatian Alicia yaitu superhydrophobicity, yaitu tentang membuat sebuah benda memiliki permukaan anti-air. Salah satu hasilnya adalah cairan spray superhydrophobicity yang jika disemprotkan ke suatu benda, maka benda tersebut akan memiliki tekstur nano seperti daun lotus sehingga tidak bisa basah.

Nama teknik ini adalah biomimicry, dimana karakteristik organisme (lotus) ditiru untuk dimanfaatkan untuk kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi dari cairan spray superhydrophobicity ini dapat diaplikasikan ke segala permukaan apapun sebagai materi anti bocor, salah satu contohnya atap rumah.

"Saya menggunakan konsep penelitian 'self-assembling monolayer', sebuah permukaan bisa dibuat sangat anti-air sehingga setetes airnya bisa menggumpal ke bentuk bola dan berlari ke bawah dengan mudah, sama seperti permukaan teflon. Tujuan saya bereksperimen dengan konsep ini agar dapat membantu masyarakat kurang mampu yang atap rumahnya bocor. Selain praktis dan efektif, teknologi ini bisa bertahan sangat lama," tambah Alicia.

Sementara Aileen Bachtiar, menemukan bentuk alternatif lain pengawet makanan yaitu nanopartikel perak untuk pembuatan minuman anggur. Aileen sejak lama tertarik dalam bidang makanan dan minuman. Pada saat belajar tentang teknologi nano di University of Pennsylvania, Aileen kagum dengan potensi aplikasi teknologi nano di bidang makanan.

2 Siswi Asal Jakarta Kembangkan Teknologi Nano untuk Atap Bocor Hingga MakananAileen Bachtiar kagum dengan potensi aplikasi teknologi nano di bidang makanan dan minuman. Foto: dok. pribadi

"Saya banyak melakukan riset dan akhirnya memulai penelitian fermentasi anggur. Sulfit yang saat ini banyak digunakan untuk pengawet anggur memiliki efek berbahaya dalam jangka panjang bagi kesehatan seperti hipotensi dan bronkospasme," kata Aileen.

"Target penelitian saya adalah menemukan bentuk alternatif pengawet lain yang efektif sebagai pengganti sulfit, sehingga dapat mengurangi etek berbahaya bagi kesehatan. Nanopartikel perak mempunyai properti anti-bakteri untuk membunuh kuman bahaya pada proses fermentasi anggur," sambungnya.

Solusi nanopartikel perak yang dibuat dari ion perak ini juga bisa diterapkan pada makanan atau minuman lain. Contohnya adalah pada kemasan makanan yang dapat meningkatkan umur simpan makanan, dan pada obat yang dapat memungkinkan penyerapan obat oleh tubuh manusia menjadi lebih maksimal.

2 Siswi Asal Jakarta Kembangkan Teknologi Nano untuk Atap Bocor Hingga MakananDr.rer.nat. Chaidir, Apt dari Pusat Teknologi Farmasi dan Medis BPPT, Aileen Bachtiar, Alicia Chan dan M. Ikhlasul Amal, Ph.D dari Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI. Foto: dok. pribadi

Dari sebuah riset telah terbukti bahwa nanopartikel perak aman dikonsumsi. Penelitian Alicia dan Aileen juga telah dibuktikan bahwa teknologi nano bermanfaat bagi kehidupan karena kemampuannya untuk meningkat efektivitas dalam berbagai bidang, dan penerapan teknologi ini akan memberikan nilai lebih bagi kehidupan manusia.

2 Siswi Asal Jakarta Kembangkan Teknologi Nano untuk Atap Bocor Hingga Makanan



(rns/rns)