Sebagian besar perangkat yang dipasarkan ini harganya di atas USD 700 dan ponsel kelas flagship, walau ada juga yang membanderolnya lebih murah.
IDC memaparkan Vivo unggul dibandingkan dengan vendor lainnya dengan menguasai 54,3%. Kemudian ada vendor non-China yakni Samsung dengan penguasaan 29% diikuti Huawei 9,5%, Xiaomi 4,6%, ZTE 1,5%, dan lainnya 1,1%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Qualcomm Bocorkan Kehadiran iPhone 5G |
Disebutkan Vivo berhasil unggul karena merilis uda model 5G dalam satu bulan. Huawei dan Samsung disebutkan IDC mengandalkan ponsel flagship mereka, sedangkan Xiaomi mengadunya dengan perangkat dengan harga kisaran USD 450 - USD 550.
Seperti diketahui, layanan 5G baru saja dikomersilkan di China pada awal bulan ini. China menggelar komersialisasi jaringan 5G yang disebut terbesar di dunia, mengingat wilayah dan penduduknya yang masif. Namun demikian, belum semua senang dengan implementasi jaringan super ngebut tersebut.
Operator China Unicom, China Telecom dan China Mobile telah serentak menggelar layanan 5G, dengan ratusan ribu BTS 5G telah didirikan, termasuk 10 ribu unit di ibu kota Beijing.
Baca juga: Negara Lain Siap-siap 5G, China Sudah Mau 6G |
Namun demikian, beberapa konsumen masih gusar terkait kecepatan dan harga. Dengan download tembus 1 Gbps, jaringan 5G digadang-gadang akan mengakselerasi mobil otomatis dan lain-lain. Namun saat ini, kecepatannya belum sesuai angan-angan.
Isu lain adalah harga. Layanan 5G dengan kuota 30 GB harganya USD 18 per bulan yang disebut lebih mahal dari sebelumnya. Belum lagi untuk dapat menikmati 5G, ponselnya harus kompatibel dan banderol saat ini masih tinggi.
(agt/fay)