Adu Rayu Ponsel 5G di Negeri Tirai Bambu
Hide Ads

Adu Rayu Ponsel 5G di Negeri Tirai Bambu

Agus Tri Haryanto - detikInet
Rabu, 13 Nov 2019 22:11 WIB
Foto: Quartz
Jakarta - Vendor ponsel 5G bersaing ketat merayu konsumen di pasar China. Berdasarkan laporan IDC, pengiriman ponsel 5G di negeri Tirai Bambu ini mencapai 485 ribu unit pada kuartal ketiga 2019.

Sebagian besar perangkat yang dipasarkan ini harganya di atas USD 700 dan ponsel kelas flagship, walau ada juga yang membanderolnya lebih murah.

IDC memaparkan Vivo unggul dibandingkan dengan vendor lainnya dengan menguasai 54,3%. Kemudian ada vendor non-China yakni Samsung dengan penguasaan 29% diikuti Huawei 9,5%, Xiaomi 4,6%, ZTE 1,5%, dan lainnya 1,1%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Disebutkan Vivo berhasil unggul karena merilis uda model 5G dalam satu bulan. Huawei dan Samsung disebutkan IDC mengandalkan ponsel flagship mereka, sedangkan Xiaomi mengadunya dengan perangkat dengan harga kisaran USD 450 - USD 550.

Seperti diketahui, layanan 5G baru saja dikomersilkan di China pada awal bulan ini. China menggelar komersialisasi jaringan 5G yang disebut terbesar di dunia, mengingat wilayah dan penduduknya yang masif. Namun demikian, belum semua senang dengan implementasi jaringan super ngebut tersebut.

Operator China Unicom, China Telecom dan China Mobile telah serentak menggelar layanan 5G, dengan ratusan ribu BTS 5G telah didirikan, termasuk 10 ribu unit di ibu kota Beijing.



Namun demikian, beberapa konsumen masih gusar terkait kecepatan dan harga. Dengan download tembus 1 Gbps, jaringan 5G digadang-gadang akan mengakselerasi mobil otomatis dan lain-lain. Namun saat ini, kecepatannya belum sesuai angan-angan.

Isu lain adalah harga. Layanan 5G dengan kuota 30 GB harganya USD 18 per bulan yang disebut lebih mahal dari sebelumnya. Belum lagi untuk dapat menikmati 5G, ponselnya harus kompatibel dan banderol saat ini masih tinggi.


(agt/fay)