Dikutip detikINET dari Reuters, Uber merugi USD 1,16 miliar atau di kisaran Rp 16,2 triliun di kuartal III 2019, meningkat dari jumlah rugi USD 986 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Investor menanggapi negatif kabar ini di mana harga saham Uber anjlok 5,5%. Namun meski sangat besar, kerugian itu sebenarnya lebih sedikit ketimbang kuartal sebelumnya yang tembus sampai USD 5,2 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan pun berjanji akan meraih keuntungan pada akhir tahun 2021. Salah satu faktornya, mereka optimistis bisnis ride hailing akan terus tumbuh secara global.
"Kami tahu bahwa ada ekspektasi soal keuntungan dan kami memperkirakan akan memenuhinya untuk tahun 2021," sebut CEO Uber, Dara Khosrowshahi.
Ia menekankan bahwa efisiensi dan keuntungan merupakan prioritas mereka, tidak lagi mengejar pertumbuhan secara masif. "Prioritas kami sudah berubah," kata Dara.
(fyk/fyk)