Amnesty International mendukung langkah Facebook menggugat NSO Group ke pengadilan. Facebook menuding NSO Group memanfaatkan server WhatsApp untuk menyebar malware ke 1.400 ponsel untuk memata-matai aktivis, jurnalis, pejabat pemerintah dan pihak lain, kemungkinan sesuai pesanan klien.
"NSO Group terus memetik untung dari produk spyware yang dimanfaatkan untuk mengintimidasi, melacak dan menghukum beberapa pembela HAM di seluruh dunia. WhatsApp patut dipuji karena perlawanan kuat mereka terhadap hal itu, termasuk ke pengadilan," sebut Danna Ingleton, Deputy Director Amnesty Tech.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"NSO mengatakan spyware mereka hanya ditujukan untuk mencegah kejahatan dan terorisme tapi tool invasif itu digunakan untuk melanggar HAM," cetusnya.
Untuk mencegah NSO Group melakukan aksi yang sama, Amnesty International meminta otoritas Israel bertindak. Caranya dengan mencegah perusahaan itu ekspor produknya.
"Cara teraman menghentikan produk spyware NSO didapatkan pemerintah yang berencana menyalahgunakannya adalah dengan memblokir lisensi ekspornya. Itu mengapa Amnesty International mendukung kasus hukum di pengadilan Tel Aviv untuk memaksa Kementerian Pertahanan Israel melakukannya," pungkas Danna.
Sebelumnya, NSO mengklaim hanya menyediakan teknologinya pada intelijen dan penegak hukum resmi. ""Tujuan utama NSO hanya menyediakan teknologi untuk intelijen pemerintah berlisensi serta lembaga penegak hukum untuk membantu mereka dalam menangkal terorisme dan kejahatan serius," kata mereka.
(fyk/rns)