Menariknya, walau pernyataan tersebut baru dikemukakan bulan lalu, ESA memberikan perkembangan terbaru yang justru berbalik 180 derajat situasinya. Badan antariksa Eropa tersebut mengumumkan bahwa pihaknya kini tak mampu menemukan 2006 QV89.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan ini tentunya semakin mempersempit peluang bagi 2006 QV89 untuk menembus atmosfer Bumi. Pasalnya, ketika diklaim memiliki kemungkinan untuk menubruk Bumi, ia hanya memiliki peluang 1 banding 7.000 -- lebih kecil dari kemungkinan kamu sekarat karena kedinginan yang parah (1 banding 6.045).
ESA sendiri bekerja sama dengan European Southern Observatory (ESO) untuk menentukan status dari 2006 QV89. Keduanya mengobservasi gambar yang benar-benar fokus pada area kecil di langit sebagai tempat yang diperkirakan menjadi lokasi dari asteroid tersebut jika ia memang akan sampai di Bumi pada September.
Penelitian tersebut dilakukan pada 4-5 Juli lalu. Hasilnya, mereka tidak menemukan apa-apa dari tiga titik yang diperkirakan memunculkan asteroid tersebut sebagai sumber cahaya bulat tunggal.
![]() |
Badan antariksa Eropa menyebut, walaupun 2006 QV89 memiliki ukuran yang lebih kecil dari perkiraan, ia harusnya tetap dapat terlihat di gambar tersebut. Meski demikian, jika ukurannya lebih kecil dari beberapa meter, Very Large Telescope (VLT) milik ESO yang digunakannya untuk mencari asteroid tersebut, disebut memang tidak akan dapat mendeteksinya.
Walau begitu, jika memang ukurannya sekecil itu, maka ia akan dianggap tidak berbahaya. Pasalnya, dengan ukuran seperti itu, objek tersebut akan terbakar habis di atmosfer Bumi.
(mon/krs)