Masalah ini pertama diketahui saat seorang peneliti senior di Citizen Lab dari University of Toronto bernama John Scott-Railton menghubungi seorang pengacara asal London, Inggris, dan memberitahunya kalau ia menjadi target sebuah serangan cyber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NSO Group sendiri sebelumnya dikenal dengan spywarenya yang bernama Pegasus, yang fungsinya mirip-mirip dengan spyware yang menginfeksi WhatsApp ini.
Halaman berikutnya: Apa Saja yang Dicuri?
Apa Saja yang Dicuri?
Foto: Justin Sullivan/Getty Images
|
Parahnya, meski si korban tak menjawab panggilan telepon WhatsApp itu, spyware ini tetap bisa menginfeksi. Bahkan, panggilan itu seringkali tak tercatat pada log WhatsApp Call di ponsel si korban.
Saat spywarenya sudah berhasil menginfeksi, ia bisa menyalakan kamera dan mikrofon ponsel, memindai email dan pesan si korban, serta memantau pergerakan si korban menggunakan GPS ponsel.
Spyware semacam kabarnya memang menjadi keahlian dari NSO Group, yang sudah malang melintang di dunia keamanan cyber.
Halaman berikutnya: Segera update WhatsApp ke versi terbaru!
Pengguna WhatsApp Mesti Segera Update Aplikasi
Foto: Chris Ratcliffe/Bloomberg
|
"Dalam keadaan seperti apapun tak mungkin NSO terlibat dalam operasi ataupun mengidentifikasi target menggunakan teknologinya, yang hanya dioperasikan oleh badan intelijen atau penegak hukum (dari sebuah negara)," tulis NSO Group dalam pernyataannya.
NSO menyebut teknologinya itu dilisensi ke badan pemerintahan, dan hanya digunakan untuk memerangi kejahatan dan terorisme. Badan-badan pemerintahan itulah yang akan memutuskan bagaimana teknologi itu digunakan dan tanpa keterlibatan NSO.
Untungnya, WhatsApp sudah menambal celah pada WhatsApp Call ini dan mengimbau penggunanya yang sudah mencapai 1,5 miliar orang untuk melakukan update aplikasi agar tak terdampak dari serangan tersebut.
"WhatsApp mengimbau pengguna untuk memperbarui aplikasinya ke versi terbaru dan juga menjaga agar sistem operasi mobilenya tetap terbaru, untuk melindungi diri dari eksploit yang didesain untuk mencuri informasi yang tersimpan di perangkat mobile," tulis WhatsApp dalam pernyataannya.