Wahana antariksa Hayabusa berhasil membawa butiran-butiran dari permukaan asteroid bernama 25143 Itokawa pada 2010 lalu. Dari situ, para peneliti berhasil menganalisis ada air yang terkandung di dalam dua dari butiran-butiran tersebut dengan menembakkan ion pada sampel yang dibawa Hayabusa untuk mengetahui komposisi dari permukaan asteroid tersebut.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, tiap butiran terbuat dari bebera mineral yang berbeda. Maka dari itu, ion yang ditembakkan oleh peneliti harus fokus pada mineral-mineral tertentu. Dalam studi ini, mereka fokus dalam menganalisis besi dan piroksen.
Struktur dari kristal piroksen tidak memiliki ruang yang memungkinkan air untuk masuk, atau dengan kata lain kebalikan dari tanah liat. Sifat dari piroksin dimanfaatkan para peneliti menggunakan teknik yang sangat sensitif untuk mendeteksi dan mengukur kuantitas air dengan jumlah yang sangat kecil.
Hasilnya, butiran tersebut mengandung hingga 1.000 ppm (parts per million) air, atau dengan konsentrasi hanya 0,001. Dari situ, para peneliti mampu memperkirakan air yang terkandung di asteroid 25143 Itokawa secara keseluruhan, dengan jumlah di antara 160 hingga 510 ppm.
Lebih lanjut, studi ini juga menunjukkan bahwa komposisi isotop dari hidrogen di dalam air di 25143 Itokawa sangat dekat dengan Bumi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sumber air di Planet Biru ini sama dengan butiran yang dibawa oleh Hayabusa.
Diperkirakan, butiran-butiran tersebut menyerap air dari sebuah protoplanet, tahapan planet yang masih berupa kumpulan gas dan debu. Kemudian, mineral tersebut teragregasi dan menumpuk membentuk kerikil angkasa atau sebuah asteroid.
Jika mekanisme tersebut dapat berlaku untuk asteroid, maka bukan tidak mungkin Bumi juga dapat menerapkannya. Mungkin, air di sini berasal dari mineral-mineral tersebut yang datang untuk membantu membentuk Bumi. Metodenya bisa melalui tumbukkan asteroid.
Itu berarti, bisa jadi, di luar angkasa sana benar-benar ada dunia yang berisi air layaknya di planet ini jauh dari apa yang sudah dicapai sains saat ini. Menarik untuk ditunggu bagaimana studi ini bisa membawa para ilmuwan lebih jauh dalam meneliti air di antariksa.
(mon/krs)