detikINET sempat menjajal Huawei P30. Berikut ini kesan pertama yang kami rasakan saat menggenggamnya pertama kali.
Pas dalam Genggaman
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dimensinya ini sama seperti saat mengenggam Pixel 3 atau Samsung Galaxy S10e. Jadi tidak hanya pas dalam genggaman, tidak sulit pula menyimpannya dalam kantong.
![]() |
Hanya saja ponsel ini terasa lebih berat. Walaupun jika dibandingkan pendahulunya, bobotnya sama-sama 165 gram.
Bagian belakangnya bermaterial kaca. Jadi memberikan kesan mewah, tapi memang terkadang terasa licin apa lagi ketika tangan sedikit berkeringat.
Iya solusinya memang dipasang case, tapi dilemanya warna yang dimiliki P30 cantik. Sayang kan kalo tampilan yang sedap di pandangan mata lalu ditutupi. Jadi tidak bisa pamer.
Ngomong-ngomong soal warna, varian yang menghampiri detikINET berwarna pearl white. Memadukan warna putih yang dipadukan warna-warna pelangi, persis seperti mutiara.
Tak suka dengan warna itu, Huawei menawarkan pilihan lain. Ada Aurora, Amber Sunrise, Breathing Crystal dan Black.
![]() |
Port jack audio 3,5 mm di P30 berada di bawah bersanding dengan USB Type C dan lubang speaker. Slot SIM Card berada di sisi kiri atas bodi.
Tidak ada perbedaan posisi untuk tombol power dan pengaturan volume. Letaknya masih di sisi kanan bodi. Namun kita tidak menemukan lagi tombol sidik jari yang sebelumnya menghiasi bagian bawah layar P20.
Sebab Huawei mengadopsi sensor sidik jari di layar. Ketika kami jajal cukup cepat mengenali.
Layar Lapang
![]() |
Huawei turut meningkatkan kualitas layar P30. Sebelumnya P20 hanya mengandalkan IPS LCD, kini P30 memakai layar OLED.
Jelas ini akan memanjakan mata karena produksi warna, kecerahan dan ketajaman jadi lebih baik. Kamu yang hobi nonton Netflix akan terpuaskan, karena ponsel ini mendukung HDR10.
Sayangnya di saat vendor lain berlomba menghadirkan layar penuh, Huawei masih menempatkan notch di bagian atas. Ukuran notchnya memang jauh lebih kecil sehingga membuat bentangan layar jauh lebih lapang dari sebelumnya.
Untuk diketahui P20 punya layar 5,8 inch dengan rasio body-to-screen mencapai 80,4%. Sedangkan P30 punya bentangan 6,1 inch dengan aspek rasio 85,8%.
Performa
Sejumlah peningkatan dihadirkan Huawei pada P30 ini. Dapur pacunya memakai Kirin 980 yang punya fabrikasi 7 nm. Lalu ada GPU Mali G76 MP10, RAM 6 GB/8 GB, sementara memori internal 64 GB/128 GB/256 GB.
Di atas kertas, dengan spesifikasi yang lebih tinggi dari pendahulunya, harusnya performa P30 lebih ngacir. Tapi itu patut dibuktikan dengan pengujian dan pengalaman penggunaan sehari-hari.
Demikian juga soal baterainya. Dengan kapasitas 3.650 mAh atau beda 200 mAh dari pendahulunya, daya tahannya lebih lama. Sayangnya tidak ada peningkatan pada teknologi pengisian cepat. Masih mengusung fast battery charging 22,5W.
![]() |
detikINET sempat menjajal memotret di suasana gelap dan membandingkan dengan Pixel 3. Hasil jepretan ponsel terbaru Huawei ini memang lebih handal.
Tapi menguji kemampuan kamera tidak hanya saat handal memotet di kondisi gelap saja kan. detikINET akan menjajal kemampuan kameranya di lebih banyak situasi dan hasilnya akan dibahas saat review nanti.
Opini awal
![]() |
Walau mungkin P30 Pro menjadi paling diandalkan Huawei, P30 masih punya daya tarik yang tak kalah menggoda. Ini berkat perubahan dan peningkatan yang dihadirkan dari pendahulunya.
Tampilannya lebih menarik. Peningkatan dapur pacu pastilah membuat kinerjanya lebih ngegas. Kameranya pun bikin kamu tidak melewatkan beragam momen di segala kondisi.
Tapi semua itu baru oponi awal ya. Bisa jadi ada perubahan kala detikINET mengujinya lebih lanjut. Setidaknya jika belum punya budget untuk membeli varian pro, P30 ini bisa jadi pilihan saat pre order dibuka pada 12 April nanti. (afr/fyk)