"Semua event besar riskan untuk jadi target cyber crime. Event ini ditunggu semua orang," kata Territory Channel Manager Kaspersky Lab Indonesia Dony Koesmandarin di Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Menurut Dony, hal yang berkaitan dengan data perolehan suara bisa menjad sasaran utama para peretas ini. Jika sukses meretas, bukan tak mungkin data tersebut akan dimanipulasi oleh mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya, apakah hacker tersebut mengincar Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun lembaga survei yang yang selama ini selalu mengolah data terkait perolehan suara, Dony secara langsung mengiyakan maupun membantah.
"Pokoknya siapapun yang memegang data (jadi target) karena angka ini yang kita tunggu-tunggu (di Pilpres). Itu nanti diincar untuk dimanipulasi data," kata dia.
"Serangan bisa dari mana saja. Soal internet, ini sudah nggak bisa bicara ruang dan waktu. Bisa dari sini atau dari luar," sambung Dony menjawab pertanyaan pergerakan serangan siber dari hacker pada Pilpres 2019.
Berbicara motivasi untuk memanipulasi data Pilpres 2019 ini, Dony mengatakan bahwa tujuan dari serangan siber tersebut bisa bermacam-macam arahnya.
"Saya nggak bisa bilang dia (hacker) punya banyak (tujuan-red) motifnya. Apapun objektivitasnya, data itu jadi target," ungkapnya.
Pada tanggal 17 April 2019 mendatang, Warga Negara Indonesia berhak menggunakan suaranya pada Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Umum Presiden.
(agt/krs)