Memang misi ini tidak ditujukan untuk mendaratkan manusia di planet terdekat dari Matahari. Tapi untuk meneliti struktur dan permukaan Merkurius.
Misi gabungan yang disebut BepiColombo ini akan meluncur dari pusat peluncuran milik ESA di Kourou, Guyana Prancis. BepiColombo dijadwalkan meluncur pada hari Jumat (19/10) tengah malam waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misi ini akan meneliti bagaimana proses terbentuknya Merkurius. Selain itu, BepiColombo juga akan mempelajari struktur internal, medan magnet dan komposisi permukaannya.
"Jika kita ingin memahami Bumi dan bagaimana kehidupan bisa mulai di Bumi dan mungkin di planet lain, maka kita harus memahami tata surya kita," kata Deputy Project Scientist BepiColombo, Joe Zender seperti dikutip detikINET dari Guardian (22/10/2018).
Misi ini akan melibatkan empat wahana luar angkasa yang ditumpuk secara vertikal. Dua wahananya merupakan orbiter yang akan mengelilingi orbit Merkurius, dan dua lainnya merupakan modul pendorong dan pelindung panas.
Setelah menyelesikan perjalanan selama tujuh tahun untuk mencapai orbit Merkurius, tumpukan ini akan memisahkan diri. Modul pendorond dan pelindung panasnya akan dilepaskan, sementara orbiter Mercury Magnetospheric yang dibangun oleh JAXA dan orbiter Mercury Planetary yang dibangun oleh ESA akan mulai bekerja.
Baca juga: China dan Mimpi Manusia Punya Bulan Tiruan |
Orbiter milik JAXA nantinya akan fokus untuk meneliti medan magnet Merkurius dan interaksinya dengan Matahari. Sedangkan orbiter milik ESA akan fokus untuk meneliti planet Merkurius secara langsung.
Walaupun hanya memiliki jarak sejauh 58 kilometer dari Matahari, Merkurius jarang mendapatkan perhatian dari misi penjelajah luar angkasa. Sebelumnya hanya ada dua misi yang pernah mencapai Merkurius, yaitu misi wahana Mariner 10 milik NASA yang diluncurkan pada tahun 1973 dan misi Messenger yang diluncurkan pada tahun 2004.
Tonton juga 'Melihat Mobil Listrik Pertama yang Menjelajahi Antariksa':
(afr/afr)