Dua nama yang disebutkan terakhir tampaknya jadi tempat yang menunjukkan pergerakan signifikan. Pada 1 Agustus lalu, Go-Jek resmi mengaspal di Vietnam dengan nama Go-Viet. Selain mengubah nama, warna hijau yang identik dengan startup tersebut pun berganti menjadi merah di sana.
Baca juga: Nadiem Makarim Bangga Go-Jek Laku di Vietnam |
Sedangkan untuk di Thailand, Nadiem Makarim selaku CEO sekaligus founder perusahaan rintisan tersebut mengatakan pihaknya akan mulai menjaring para pengemudi kendaraan roda dua untuk bergabung. Perekrutan tersebut dijadwalkan bisa dimulai pada minggu ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam menjalankan ekspansinya ini, startup asal Indonesia pertama yang menyandang status unicorn ini mengaku akan menggelontorkan investasi sebesar USD 500 juta. Nadiem pun mengaku melihat minat yang besar dari para investor dalam usaha Go-Jek untuk terus melebarkan sayapnya.
Di samping itu, pria keturunan Arab itu mengatakan jika usaha ekspansinya juga didukung oleh pemerintah negara yang dituju. Singapura jadi salah satunya.
"Kami mampu mengembalikan pilihan. Pemerintah Singapura sangat berhasrat untuk mengembalikan kompetisi," ujarnya, sebagaimana detikINET kutip dari Reuters, Minggu (18/8/2018).
Baca juga: Nadiem Buka-bukaan Soal Untung Go-Jek |
Kompetisi yang dimaksud adalah persaingan di industri ride sharing. Saat ini, di Singapura, pasar tersebut tampak dikuasai oleh Grab yang telah mengakuisisi unit bisnis Uber di sana dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Sebagai tambahan, Go-Jek juga sudah mempersiapkan unit bisnis di bidang pendanaan bernama Go-Ventures sebagai bagian dari ekspansinya. Nantinya, layanan ini akan menyasar ke sejumlah startup di kawasan Asia Tenggara. (mon/fyk)