Dikutip dari Reuters, Jumat (3/8/2018) Grab berencana menggunakan dana investasi terbaru untuk memperluas layanan online to offline (O2O) dan menginvestasikan sebagian besarnya untuk pasar Indonesia, mengingat ada Go-Jek di sana.
Saat ini, Go-Jek baru saja melebarkan sayapnya dengan menjalankan Go-Viet di Vietnam, bisnis operasi Go-Jek pertama di luar negeri. Nantinya, GET di Thailand akan menyusul, begitu juga Singapura dan Filipina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Grab menyebutkan, Indonesia diibaratkan 'medan perang' bagi perusahaan teknologi, karena merupakan pasar yang menggiurkan dengan populasi lebih dari 250 juta orang. Ia pun menyatakan Indonesia adalah pasar prioritasnya.
Perusahaan yang didirikan oleh Anthony Tan ini menargetkan untuk meningkatkan layanan kepada konsumen, seperti pembayaran digital dan pengiriman makanan.
President Grab Ming Maa, tak menutup kemungkinan untuk membuka kembali putaran pendanaaan dari para investor. Namun Grab menolak berkomentar mengenai target pendanaan selanjutnya.
"Kami akan terus membuka pembiayaan untuk investor tertentu yang kami pikir akan menambah nilai," sebutnya.
Maa juga mengatakan, bisnis Grab, termasuk transportasi, mulai menguntungkan di beberapa pasar yang telah disambanginya. Sehingga, melantai bursa belum menjadi fokus jangka pendek perusahaannya.
Baca juga: Dapat Kucuran Rp 28 Triliun, Mau Apa Grab? |
Diberitakan sebelumya, Grab telah menerima menerima pedanaan terbaru sebesar USD 1 miliar yang bersumber dari sederet institusi keuangan global, yakni meliputi OppenheimerFunds, Ping An Capital, Mirae Asset - Naver Asia Growth Fund, Cinda Sino-Rock Investment Management Company, All-Stars Investment, Vulcan Capital, Lightspeed Venture Partners, Macquarie Capital dan para investor lainnya.
Kurang dari dua bulan sebelumnya, perusahaan ride hailing ini pun menerima pendanaan yang digelontorkan Toyota pada Juni lalu dengan investasi senilai USD 1 miliar.
Selama empat tahun terakhir, Grab tercatat mampu menarik investor untuk mengalokasikan pundi-pundinya ke perusahaannya sebesar USD 6,6 miliar atau setara dengan Rp 95,5 triliun
Tonton juga 'Siapakah yang Lebih Kaya, Pendiri Grab atau Go-Jek?':