Perusahaan bernama Bloomsbury tersebut mengembangkan AI dengan spesialisasi pemrosesan bahasa natural. Menurut Facebook, akuisisi ini dilakukan untuk memperkuat usaha mereka dalam penelitian pemrosesan bahasa natural dan pengaplikasiannya.
Dalam keterangan resminya Facebook memang tak menyebut akuisisi ini dilakukan untuk memperkuat usaha mereka dalam memerangi berita bohong alias hoax. Namun menurut TechCrunch, ini adalah salah satu tujuan akuisisi senilai sekitar USD 23-30 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asumsi ini muncul karena salah satu pendiri yang juga Head of Research Bloomsbury yang bernama Sebastian Riedel juga mendirikan sebuah startup terpisah bernama Factmata yang merupakan startup untuk memerangi penyebaran hoax.
Di komunitas AI sendiri, Facebook sebenarnya adalah pemain besar dengan Facebook AI Research (FAIR), yang juga mempunyai berbagai proyek penelitian AI di berbagai topik, seperti deep learning, pemrosesan bahasa natural, dan berbagai topik populer lain.
Divisi FAIR yang berbasis di London sendiri menyebut pekerjaan Bloomsbury selama ini berfokus pada memahami dokumen tak terstruktur dalam bahasa natural, yang kemudian bisa menjawab berbagai pertanyaan mengenai dokumen tersebut.
Tujuan utama Facebook dalam penelitian ini adalah membuat AI yang bisa mengerti gambar, video serta teks yang bertujuan untuk memoderasi jejaring media sosialnya. Saat ini, tugas tersebut masih dikerjakan oleh manusia, yang terus memantau konten-konten yang tersebar di Facebook dan Instagram.
Tim pemantau itu akan menandai dan melaporkan konten-konten yang dianggap melanggar, seperti penyebaran hoax dan hate speech, lalu mereka pun yang memutuskan apakah konten tersebut melanggar aturan Facebook, demikian dikutip detikINET dari Ubergizmo, Rabu (4/7/2018).
Tonton video Tujuan Facebook Akuisisi Perusahaan AI:
(asj/rou)