MOMO-2 sendiri digadang-gadang akan menjadi roket yang dibiayai swasta pertama dari Jepang yang akan mencapai luar angkasa.
Tidak ada korban yang dilaporkan akibat ledakan, karena seluruh staf yang terlibat dalam peluncuran berada di pusat kontrol peluncuran yang terlindungi sekitar 600 meter dari area peluncuran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak pernah melihat kegagalan seperti ini," kata Takafumi Horie, pendiri Interstellar Technologies, kepada wartawan, seperti dikutip detikINET dari Gizmodo, Senin (2/7/2018).
"Kami sedang memikirkan tentang apa yang dapat kita lakukan untuk menjaga hubungan dengan langkah selanjutnya walaupun masa depan tidak begitu terlihat," lanjutnya.
Sementara itu, Presiden Interstellar Technologies, Takahiro Inagawa mengungkap kemungkinan penyebab ledakan roket MOMO. Menurutnya indikasi sementara disebabkan oleh roket yang mengalami masalah pada mesinnya.
Interstellar Technologies sebelumnya juga gagal meluncurkan roket MOMO yang pertama pada bulan Juli 2017. Saat itu, staf teknisi kehilangan kontak dengan MOMO di tengah perjalanan. Tetapi MOMO diperkirakan telah mencapai ketinggian sekitar 20 kilometer.
Peluncuran roket MOMO pertama menghabiskan biaya USD 440 ribu dibandingkan dengan peluncuran roket oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) yang rata-rata menghabiskan USD 1,8 hingga 2,7 juta.
Salah satu alasan Intersetellar Technologies dapat menekan biaya peluncurannya adalah dengan menggunakan komponen elektronik yang telah tersedia secara umum dari pada merancang semua komponen dari awal.
Simak juga video 'Duh! Roket Jepang Ini Meledak Usai Lepas Landas':
(afr/afr)