Gerakan #deletefacebook Sukses Menggema atau Sia-sia?
Hide Ads

Gerakan #deletefacebook Sukses Menggema atau Sia-sia?

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Senin, 16 Apr 2018 12:09 WIB
Ilustrasi Facebook. Foto: Reuters
Jakarta - Walau seruan #deletefacebook sempat beredar luas dalam beberapa pekan terakhir, nyatanya Facebook masih baik-baik saja sampai saat ini.

Seruan #deletefacebook yang telah digaungkan sejumlah nama-nama besar di bidang teknologi dan hiburan ternyata tidak berdampak besar bagi Facebook. Hal tersebut diungkapkan oleh Carolyn Everson, Global Marketing VP Facebook.

"Kami tidak melihat perubahan besar semenjak orang-orang mengaku tidak akan menggunakan Facebook atau membagikan data mereka lagi di sana," ujarnya, sebagaimana detikINET kutip dari TechCrunch, Senin (16/4/2018). Carolyn menambahkan, mayoritas pengguna Facebook bahkan tidak mengubah pengaturan mereka di media sosial tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Hal senada juga diungkapkan oleh analis David Seaburg. Ia mengatakan bahwa, berdasarkan studi yang dilakukan bersama timnya, interaksi para pengguna Facebook sama sekali tidak mengendur.

"Engagement masih mampu bertahan. Pemasang iklan juga masih bergeming. Menurut saya, pemasukkan Facebook akan memuaskan. Ini juga bisa menjadi katalis bagi pertumbuhan nilai saham agar terus melambung tinggi," kata David.

Bertahannya para pemasang iklan pun juga diakui oleh Carolyne. Ia mengatakan Facebook tak terlalu memikirkan untuk mengubah model bisnis secara drastis. Padahal, sejumlah senator Amerika Serikat sempat menganjurkan jejaring sosial tersebut untuk melakukannya demi melindungi data para user saat Mark Zuckerberg datang menghadap pekan lalu.

Kenyataan ini bisa menjadi kabar baik tersendiri bagi CEO Facebook, Mark Zuckerberg. Sebelumnya, pada akhir Maret lalu, ia sempat mengatakan bahwa seruan #deletefacebook akan berakibat buruk bagi jejaring sosial yang dibesutnya.



Tagar tersebut mulai marak diserukan setelah Brian Acton menulisnya dalam salah satu kicauannya pada akun Twitter miliknya pada 20 Maret lalu. Kemudian, nama-nama seperti Elon Musk, Steve Wozniak, Will Ferrel, hingga Jim Carrey pun secara terang-terangan mengaku ikut memboikot Facebook.

Alasan mereka dalam memboikot jejaring sosial tersebut tak lain karena kasus penyalahgunaan data milik 87 juta pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica. Firma analisis data asal Inggirs tersebut memanfaatkannya sebagai usaha pemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat 2016 lalu. (fyk/fyk)