AS - China Rela Bersatu Demi Tangkal Potensi Bahaya AI
Hide Ads

AS - China Rela Bersatu Demi Tangkal Potensi Bahaya AI

Anggoro Suryo - detikInet
Kamis, 16 Mei 2024 21:30 WIB
Futuristic female cyborg.
Ilustrasi AI. Foto: Getty Images/gremlin
Jakarta -

Pemerintah Amerika Serikat dan China bertemu untuk membahas potensi bahaya yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan (AI).

Sekalipun kedua negara ini tak akur dan saling "menyerang" dalam hal perdagangan, baik AS maupun China tampaknya sepakat soal potensi bahaya AI. Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping sebelumnya juga pernah membahas keamanan AI ini saat bertemu di pertemuan APEC November 2023 lalu.

Pertemuan terbaru yang saat ini dilakukan dilakukan di Jenewa, Swiss, di mana AS diwakili oleh Tarun Chhabra dari US National Security Council dan Dr Seth Center dari Departemen Luar Negeri AS, sementara pihak China diwakili oleh pejabat dari Kementerian Luar Negeri dan National Development and Reform Commission.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perkembangan AI belakangan ini, terutama di sektor militer terbilang pesat. Misalnya AS yang baru-baru ini sukses menguji pesawat tempur yang dipiloti AI dan melakukan dogfight dengan pesawat tempur yang dipiloti manusia.

Namun yang sangat ditakutkan dari AI adalah saat nanti ada negara yang menggunakan AI untuk mengontrol sistem senjata nuklirnya. Jadi AI nanti bisa memutuskan siapa yang menjadi target, dan kapan waktu yang tepat untuk melancarkan serangan nuklir.

ADVERTISEMENT

Ketakutan ini sebelumnya diungkap oleh pemerintah AS, yang mengaku kalau kontrol terhadap senjata nuklir mereka tetap ada di tangan manusia. Mereka juga menginginkan Rusia dan China untuk berjanji melakukan hal yang sama.

Pertemuan AS dan China ini mungkin juga akan membahas pembuatan aturan internasional terkait penggunaan AI, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Rabu (15/5/2024).

AS juga sebelumnya sudah mendapat dukungan dari China soal resolusi AI pertama di dunia di UN General Assembly, Maret lalu.

"Kami memang tak selalu sepaham dengan China dalam banyak topik AI, namun kami percaya bahwa komunikasi terkait risiko bahaya AI bakal membuat dunia lebih aman," kata perwakilan AS.




(asj/asj)