Tahun 2022 seharusnya menjadi siaran TV analog sudah mati total. Namun pada pelaksanaannya, Analog Switch Off (ASO) tersebut susah payah dan masih berjalan meski sudah berganti tahun.
Pemadaman TV Analog Belum Merata
Bila merujuk pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja proses peralihan siaran TV analog ke TV digital itu seharusnya tuntas pada 2 November 2022.
Namun saat hari-H, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan penghentian dilakukan di 230 kabupaten/kota dari 514 kabupaten, termasuk 14 kabupaten/kota di wilayah Jabodetabek.
Saat evaluasi Komisi I DPR dengan Menkominfo Johnny G. Plate beserta jajaran, DPR mendesak agar pemerintah mematikan siaran analog di seluruh tanah air, karena hal itu sudah diamanatkan dalam undang-undang.
"Dalam rapat kerja ini kami memberikan sejumlah rekomendasi kepada Kominfo mengenai kebijakan ASO ini untuk selanjutnya dapat ditindaklanjuti agar permasalahan ASO yang selama ini dikeluahkan masyarakat dapat terselesaikan," imbuh Abdul Kharis (23/11/2022).
Pada waktu bersamaan juga, Komisi I DPR menyentil Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) yang sempat enggan mematikan siaran analognya, yakni MNC Grup dan Viva Grup pada 2 November lalu. Sehari kemudian, mereka pun mematikan siaran analog dari pancarannya.
Sebulan usai batas akhir jadwal ASO, cakupan daerah yang terkena suntik mati TV analog bertambah yang kini menjadi 256 kabupaten/kota.
Sayangnya, Kominfo tidak mengungkapkan tanggal pasti atau target dimatikannya siaran TV analog seluruh wilayah Indonesia. Dalam berbagai kesempatan, Menkominfo mengatakan itu tergantung dari distribusi set top box (STB) gratis.
"Rampung dan selesainya ASO itu diskusi yang dekat yang bersama dengan LPS (Lembaga Penyiaran Swasta-red) yang menyediakan set top box," ujar Menkominfo di Tapos, Depok, Jawa Barat, Jumat (16/12/2022).
Distribusi STB Gratis Masih Rendah
Menkominfo mengatakan salah satu kunci sukses pelaksanaan migrasi TV analog ke digital ini adalah bantuan set top box gratis bagi rumah tangga miskin ekstrem. Bantuan tersebut bersumber dari penyelenggara multipleksing (mux) dan sisanya dibantu oleh Kominfo.
"Semakin cepat distribusinya, semakin cepat pula ASO ini kita lakukan," ucapnya.
Jumlah distribusi set top box gratis kepada penerima manfaat masih terbilang kecil. Adapun bantuan ini khusus bagi mereka yang termasuk rumah tangga miskin ekstrem.
Sumber bantuan tersebut berasal dari stasiun TV yang juga penyelenggara multipleksing (mux), seperti Emtek Grup, Media Grup, MNC Grup, Transmedia, RTV, Viva Grup, Nusantara TV, dan nanti sisanya dibantu oleh Kementerian Kominfo.
Berdasarkan data terakhir per 15 Desember seperti yang diterima detiKINET, realisasi distribusi STB gratis dari Kominfo sudah 97,8% dan dari swasta baru 5,4%.
Jumlah komitmen set top box gratis secara total yang dibagikan itu sebanyak 5.540.224 unit. Namun yang disalurkan ke tangan penerima baru menyentuh angka 1.331.459 unit atau 25,6%. Artinya, masih ada 4.121.874 unit lagi yang belum dibagikan kepada rumah tangga miskin ekstrem.
Persoalan yang terus dicari jalan keluarnya oleh Kominfo dan penyelenggara mux. Direktur Penyiaran Ditjen PPI Kementerian Kominfo, Geryantika Kurnia, meminta agar distribusi set top box TV digital gratis ini rampung pada bulan April 2023.
"(Penyelenggara mux) sudah semangat sekarang, Alhamdulillah, kita juga sepakat inginnya semuanya cepat," kata Gery dalam webinar Refleksi ATSDI 2022.
"Saya minta, karena dilemanya, (soal distribusi set top box TV digital gratis) ada usulan dari swasta agar diberi waktu maksimal sampai Juni 2023. Kalau pemerintah ingin cepat, kalau bisa sebelum lebaran atau bulan puasa, bulan April lah, saya bilang," tutur Gery.
Halaman berikutnya Harga STB Mahal dan survei Nielsen soal minat masyarakat ke siaran TV digital
(agt/fay)