Jika Satelit Satria-1 Beroperasi, 150 Ribu Lokasi Merdeka Internet
Hide Ads

Jika Satelit Satria-1 Beroperasi, 150 Ribu Lokasi Merdeka Internet

Agus Tri Haryanto - detikInet
Rabu, 18 Agu 2021 14:41 WIB
Hari Satelit Palapa Diperingati Tiap 9 Juni, Ini Sejarahnya
Satelit Satria-1 Beroperasi, 150 Ribu RI Lokasi Merdeka Internet. Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Satelit Republik Indonesia atau satelit Satria-1 ditargetkan beroperasi pada 17 November 2023. Satelit multifungsi pemerintah itu akan membantu pemerataan akses internet di berbagai daerah di tanah air.

Proyek ini dikerjakan oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT), badan usaha swasta yang dibentuk Konsorsium PSN selaku pemenang tender, untuk mengoperasikan satelit pemerintah.

Satelit satria generasi pertama ini dirakit oleh Thales Alenia Space dan akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 kepunyaan SpaceX.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso mengungkapkan bahwa saat ini konstruksi satelit pemerintah tersebut sudah lebih dari 33%.

"Pada hari ini dalam proses pembuatan yang diharapkan kuartal kedua tahun 2023 akan meluncur dan pada paling lambat 17 November 2023 sudah beroperasi," ujar Adi di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021).

Satelit Satria-1 ini punya tinggi sekitar 6,5 meter, bobot 4,5 ton, kapasitas 150 Gbps, dengan masa hidup sampai 15 tahun. Hal itu yang membuat satelit ini yang terbesar, tidak hanya di Asia Tenggara, tapi juga kawasan Asia.

Satelit Satria-1Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso Foto: Screenshot

Kendati begitu, satelit multifungsi pemerintah ini dilengkapi dengan teknologi mutakhir, seperti electric propulsion yang bikin hemat bahan bakar karena menggunakan penggerak listrik.

Kecanggihan itu yang akan membuat peran satelit Satria-1 begitu vital dalam membantu pemerataan akses internet, khususnya di daerah pelosok Indonesia.

Adi menyebutkan satelit Satria-1 akan mengkoneksikan 150 ribu titik di seluruh Indonesia, terdiri dari 93.900 titik pendidikan, 47.900 titik pemerintah daerah, 3.900 titik pertahanan dan keamanan, dan 3.700 titik kesehatan.

"Konsorsium PSN ini memiliki pengalaman 30 tahun dalam hal persatelitan di Indonesia. Berdasarkan pengalaman, kami yakin bisa memberikan yang terbaik proyek Satria ini dan bangsa," ucap Adi.

Halaman berikutnya pembangunan stasiun bumi

Stasiun Bumi

Seiring dengan berjalannya perakitan satelit Satria-1 tersebut, pembangunan stasiun bumi alias gateway juga gencar dilakukan mulai saat ini.

Satelit berjenis High Througput Satellite (HTS) itu akan didukung 11 stasiun bumi yang di antaranya ada di Batam, Cikarang, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.

Adapun stasiun bumi yang di Cikarang berperan sebagai stasiun pusat pengendali satelit primer, network operation control, dan gateway Satria yang merupakan satu kesatuan dari proyek nasional ini.

"Antena (stasiun bumi) yang dibuat di Xi'an, Tiongkok, sudah dalam finalisasi dan akan dikirim ke Indonesia yang akhir tahun ini akan dipasang. Antena ini besar sekali, masing-masing 13 meter," kata Adi.

Meski dihajar pandemi COVID-19, upaya percepatan transformasi digital terus diwujudkan. Teknologi satelit merupakan salah satu pilihan teknologi yang cocok diadopsi untuk mengejar konektivitas, terutama menjangkau daerah blankspot sinyal yang sulit diakses jaringan teresterial.

Groundbreaking stasiun bumi untuk mendukung pengoperasian satelit Satria-1 di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021).Groundbreaking stasiun bumi untuk mendukung pengoperasian satelit Satria-1 di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021). Foto: Bakti Kominfo

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyebutkan bahwa groundbreaking stasiun bumi di Cikarang, menandai dimulainya pembangunan stasiun bumi proyek satelit Satria-1.

"Yang sekaligus menunjukkan bahwa terlepas dari situasi pandemi, upaya-upaya percepatan transformasi digital terus diwujudkan demi menghadirkan konektivitas digital di seluruh pelosok Nusantara," ungkap Menkominfo.

Melalui stasiun pengendali digital ini, pemerintah dapat mengendalikan dan mengawasi pergerakan satelit Satria-1, melakukan manajemen jaringan agar sesuai dengan standar kestabilan layanan, serta menjadi sarana komunikasi data antara satelit Satria-1 dengan Bumi.