Zoom Setuju Bayar Denda Rp 1,2 Miliar
Hide Ads

Zoom Setuju Bayar Denda Rp 1,2 Miliar

Josina - detikInet
Senin, 02 Agu 2021 18:59 WIB
Aplikasi video conference Zoom mengakuisisi Keybase untuk meningkatkan keamanan terenkripsi secara end-to-end
Foto: Zoom
Jakarta -

Zoom, platfom video komunikasi, telah menyetujui untuk membayar uang denda dan meningkatkan praktik keamanannya senilai USD 85 juta atau sekitar Rp 1,2 miliar. Mereka dinilai telah melanggar hak privasi pengguna dengan membagikan ke Facebook, Google dan Linkedln.

Zoom juga membiarkan peretas melakukan Zoomboombing yang merupakan istilah yang merujuk pada serangan gangguan dari luar dengan membajak konferensi dengan mengirim gambar pornografi atau ujaran kebencian, bahkan ancaman.

Dilansir detiKINET dari Reuters, Senin (2/8/2021) Zoom mengusulkan syarat bagi pelanggan yang akan diberikan pengembalian dana sebesar 15% pada pelanggan VIP atau sekitar USD 25 dan pelanggan lainnya mendapat USD 15.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyelesaian awal yang diajukan Zoom ini telah mendapat persetujuan dari Hakim Distrik AS Lucy Koh di San Jose, California.

Zoom juga telah menyetujui langkah-langkah keamanan termasuk memperingatkan pengguna saat host atau peserta lain menggunakan aplikasi pihak ketiga dalam rapat dan akan memberikan pelatihan khusus kepada karyawan tentang privasi dan penanganan data.

ADVERTISEMENT

Perusahaan yang berbasis di San Joe telah membantah telah melakukan kesalahan dalam menyetujui penyelesaian.

"Privasi dan keamanan pengguna kami adalah prioritas utama untuk Zoom, dan kami menganggap serius kepercayaan yang diberikan pengguna kami kepada kami." tulis pernyataan Zoom.

Meskipun Zoom mengumpulkan sekitar USD 1,3 miliar dalam langganan Zoom Meetings, pengacara penggugat menyebut penyelesaian sebesar USD 85 juta itu wajar mengingat risiko litigasi. Mereka berniat untuk meminta dana hingga USD 21,25 juta untuk biaya hukum.

Diketahui basis pelanggan Zoom telah tumbuh enam kali lipat sejak pandemi COVID-19 yang memaksa lebih banyak orang untuk bekerja dari rumah.

Perusahaan memiliki 497.000 pelanggan dengan lebih dari 10 karyawan pada April 2021, naik dari 81.900 pelanggan pada Januari 2020. Namun, pertumbuhan pengguna dinilai melambat atau menurun karena lebih banyak orang mendapatkan vaksin dan kembali bekerja atau sekolah secara langsung.




(jsn/fay)