Satelit Republik Indonesia generasi pertama atau satelit Satria-1 mendapatkan kucuran dana segar dari HSBC Indonesia sebesar USD 77,6 juta atau setara Rp 1,1 triliun (kurs 1 USD = Rp 14.476).
Proyek satelit Satria-1 diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk mengatasi daerah yang belum tersentuh akses internet, khususnya di daerah pelosok. Dengan kapasitas 150 Gbps, satelit ini akan melayani 150 ribu titik di seluruh Indonesia.
Kominfo kemudian melakukan tender yang akhirnya dimenangkan oleh Konsorsium PSN. Setelah itu, dibentuk PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai badan usaha swasta yang mengoperasikan satelit pemerintah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui dukungan jaringan global, serta keahlian HSBC dalam strukturisasi pembiayaan, kami berkomitmen untuk membantu membuka akses bagi sekolah, fasilitas publik, serta masyarakat di daerah tertinggal untuk terhubung dan tumbuh," tutur President Director Bank HSCB Indonesia, Francois de Maricourt, Selasa (22/6/2021).
Melalui direktorat global banking, HSBC memanfaatkan jaringan globalnya dalam menghadirkan solusi perbankan yang terintegrasi untuk mendukung proyek satelit Satria-1, termasuk advisory, arranging, hedging, trade finance, dan layanan account & agency.
![]() |
Sebagai satu-satunya financial advisory dan sole social structuring bank untuk proyek strategis nasional ini, HSBC memimpin strukturisasi pembiayaan multi-trance yang terdiri dari kredit dengan jaminan BPI France yang dibiayai oleh HSBC, Santander, dan Korea Development Bank, serta kredit komersial tanpa jaminan yang dibiayai oleh Asian Infrastructure Investment Bank dan Korea Development Bank.
Sebagai informasi, struktur pembiayaan satelit Satria-1 terdiri dari porsi ekuitas 22% senilai USD 114 juta dan porsi pinjaman 78% senilai USD 431 juta.
Pada April lalu, Radio Regulations Board (RRB) International Telecommunication Union (ITU) menyetujui perpanjangan filing orbit satelit Satria 1 di slot orbit 146 derajat Bujur Timur.
Persetujuan perpanjangan filing orbit itu bikin lega karena pandemi COVID-19 yang melanda setahun terakhir membuat ketidakpastian terhadap Satria-1. Sebelumnya, Kominfo mengajukan perpanjangan ke ITU agar dapat meluncurkan satelit tersebut pada 2023.
Satelit Satria-1 yang berjenis High Throughput Satellite (HTS) ini akan diproduksi perancang dan pabrikan asal Prancis, Thales Alenia Space. Adapun, peluncurannya, satelit Satria-1 akan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX, lalu diluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.
"Dengan adanya proyek Satria, kami berharap PSN dapat membantu ribuan sekolah, serta fasilitas pelayanan publik, juga membuka akses internet yang setara bagi jutaan masyarakat," pungkas President Director PSN, Adi Rahman Adiwoso.
(agt/afr)