iPhone 12 Terancam Gegara Kapasitas Mesin CEIR Hampir Penuh
Hide Ads

iPhone 12 Terancam Gegara Kapasitas Mesin CEIR Hampir Penuh

Agus Tri Haryanto - detikInet
Selasa, 24 Nov 2020 19:10 WIB
iPhone 12 Pro
iPhone 12 Terancam Gegara Kapasitas Mesin CEIR Hampir Penuh. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Jakarta -

Dengan hampir penuhnya kapasitas mesin Centralized Equipement Identity Register (CEIR), tentunya menjadi sinyal 'bahaya' bagi produk terbaru, seperti iPhone 12 bila masuk ke pasar Indonesia. Ada potensi iPhone 12 molor perilisannya gara-gara nomor IMEI-nya belum bisa terverifikasi di mesin CEIR.

"iPhone 12 (bisa) nggak kebagian sinyal," ujar pengamat gadget Lucky Sebastian saat dihubungi detikINET, Selasa (24/12/2020).

Diketahui, mesin CEIR yang memiliki kapasitas 1,2 miliar nomor IMEI dari perangkat Handphone, Komputer genggam, dan Tablet (HKT) ini tinggi tersisa 55 juta nomor lagi. Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) meminta agar pemerintah meningkatkan kapasitas mesin CEIR tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Seiring dengan masih banyak vendor yang mengeluarkan produk terbarunya, tapi di sisi lain CEIR yang diandalkan untuk membendung ponsel BM dan lainnya itu, bisa memakan korban, contohnya iPhone 12 yang dikabarkan dirilis Desember di Indonesia.

"Walau Kominfo akhir-akhir ini menyatakan mesin CEIR berjalan dengan baik dan kapasitas cukup, tetapi ternyata berbeda dengan kenyataan di lapangan," ucapnya.

Sebagai informasi, di dalam aturan IMEI, ponsel BM cs tidak akan mendapatkan layanan telekomunikasi, sekalipun perangkat tersebut sudah disematkan SIM card dari operator seluler lokal.

Lucky melanjutkan, beberapa vendor tetap mengalami IMEI-nya terblokir dan tidak bisa dapat sinyal. Bahkan, ada slot SIM card kedua di HP yang sampai sekarang tidak dapat sinyal, ada pula vendor dengan device barunya tidak dapat sinyal walau sudah didaftarkan.

"Ada pengguna lama yang sebelumnya ada sinyal, sekarang tidak dapat sinyal setelah cleansing dilakukan," ungkap Lucky.

Menurut Lucky, seharusnya pemerintah lebih sigap mengatasi hal ini, duduk bersama lagi antar kementerian dan operator mencari solusi yang cepat. Karena industri smartphone adalah industri yang padat karya dan melibatkan banyak orang, dari hulu ke hilir, bukan sekedar brand yang hidup dari sana, tetapi sampai pedagang eceran, SPG, pedagang pulsa, service rumahan, dan lain-lain bergantung dari industri ini.

"Jika keran di hulu mati, maka semua sampai ke hilir juga mati," kata Lucky.

Mesin CEIR hampir penuh ini tidak bisa sepertinya perbaikan hanya sekedar tambal sulam, dilakukan cleansing, lalu penuh, dan berulang lagi. Sebab, pada akhirnya upaya melindungi konsumennya dengan sistem pembatasan IMEI ini menjadi tidak tercapai.

"Semoga pemerintah mau duduk bersama antar instansi terkait, mencari solusi yang benar dan transparan pada masyarakat," harapnya.




(agt/fay)