Ibu dan Anak Tuntut Nintendo karena Switch Gerak-gerak Sendiri
Hide Ads

Ibu dan Anak Tuntut Nintendo karena Switch Gerak-gerak Sendiri

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 07 Okt 2020 06:20 WIB
Nintendo Switch Lite
Ibu dan Anak Tuntut Nintendo karena Switch Gerak-gerak Sendiri. Foto: Nintendo
Jakarta -

Seorang ibu dan anaknya yang berusia 10 tahun mengajukan gugatan class action terhadap Nintendo karena dinilai tidak berbuat banyak dalam memperbaiki masalah hardware yang marak terjadi pada controller Nintendo Switch.

Gugatan ini merupakan salah satu dari beberapa upaya hukum melawan Nintendo terkait dengan isu "Joy-Con drift". Isu ini muncul mempermasalahkan Joy-Con di Nintendo Switch membuat karakter dalam game "melayang" sendiri bahkan ketika tidak digerakkan.

Keluhan yang diajukan di California Utara, Amerika Serikat itu diajukan oleh seorang wanita bernama Luz Sanchez dan putranya, anak di bawah umur, yang dalam dokumen pengadilan disebut dengan inisial MS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluhan tersebut menjelaskan bagaimana Sanchez membelikan putranya sebuah Nintendo Switch pada Desember 2018, saat MS berusia delapan tahun. Dalam sebulan, mulai muncul keanehan pada Joy-Con-nya. Controller di Switch milik MS bergerak-gerak sendiri.

Kurang dari setahun kemudian, pengendali menjadi rusak dan tidak dapat dioperasikan untuk penggunaan gameplay umum. Sanchez kemudian membeli satu set Joy-Con lagi. Tapi tujuh bulan kemudian, controller ini pun menyimpang dan tidak berfungsi dengan baik.

ADVERTISEMENT

Bukan hanya Sanchez dan putranya yang mengalaminya, masalah Joy-Con drift ini tersebar luas di kalangan gamer pengguna Switch. Keluhannya sama, karakter game bisa bergerak-gerak sendiri seperti dimainkan oleh hantu.

Nintendo tampaknya tidak menyadari masalah ini sampai akhirnya pada Juli 2019, sebuah thread di salah satu forum gamer membuat voting terkait Joy-Con drift dan mengumpulkan 25 ribu suara.

Puluhan orang pengguna Switch mengajukan gugatan class action dan menyebut Joy-Con Nintendo Switch cacat. Bulan lalu, sekelompok konsumen di Prancis juga mengajukan keluhan yang sama.

Pihak pengacara Sanchez menyebutkan, Nintendo sudah lama mendapatkan laporan serupa terkait Joy-Con di Switch, tapi tidak tampak upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Nintendo mulai memperbaiki Joy-Con secara gratis pasca-garansi pada Juli 2019, dan President Nintendo meminta maaf atas masalah tersebut dalam rapat finansial musim panas tahun ini.

Namun, pengacara Sanchez berpendapat Nintendo belum berbuat maksimal untuk memperbaiki masalah atau memperingatkan pelanggan mengenai kecacatan Joy-Con Nintendo Switch di awal.

"Tergugat terus memasarkan dan menjual produknya tanpa mengungkapkan cacat Joy-Con drift kepada konsumen dalam pemasaran, promosi, atau pengemasannya," demikian bunyi gugatan Sanchez.

"Tergugat memiliki motif keuangan untuk menyembunyikan cacat tersebut, karena ia tidak ingin berhenti menjual Produk, dan / atau perlu mengeluarkan sejumlah besar uang untuk menyembuhkan cacat tersebut," sambungnya.

Proses hukum saat ini sedang berjalan. Penggugat meminta ganti rugi lebih dari USD 5 juta. Namun pengacara Nintendo maupun Sanchez menolak berkomentar lebih lanjut.




(rns/afr)